Sabtu 15 Aug 2015 13:46 WIB

Semifinal BWF, Pengunjung Istora Membeludak

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Indah Wulandari
Pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari berlaga di babak kedua Total BWF World Championship 2015, Rabu (12/8)
Foto: PBSI
Pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari berlaga di babak kedua Total BWF World Championship 2015, Rabu (12/8)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejuaraan dunia bulu tangkis Total BWF World Championships 2015 yang digelar di Istora Senayan Jakarta mulai  ramai pengunjung.

Tidak seperti hari-hari sebelumnya, hari ini suasana Istora terlihat lebih ramai. Berdasarkan pantauan Republika, suasana antrean panjang mulai tampak di loket penukaran tiket. Sementara stand-stand mulai dipenuhi pengunjung.

Selain itu, beberapa calo penjual tiket juga tampak menawarkan tiket kepada pengunjung di pintu masuk. Adapula, pedagang yang menawarkan aneka merchandise BWF. Di bagian dalam Istora, tampak penonton memenuhi tribun yang tersedia sembari membawa berbagai atribut untuk memeriahkan suasana.

Untuk pertandingan semi final ini, tiket kelas 1 dibanderol seharga Rp 250ribu, kelas 2 Rp 100ribu dan VIP seharga Rp 750ribu.

Salah seorang pengunjung yang akan menonton pertandingan kali ini, Maya, menuturkan menjadwalkan weekend ini untuk mendukung pemain Indonesia yang lolos ke semifinal. Ia dan tiga orang temannya akan menempati bangku penonton di kelas VIP.

Meskipun tergolong mahal, tetapi Maya menilai harga untuk tiket sekelas kejuaraan dunia tidak begitu mahal atau standar. Bahkan, ia dan teman-temannya sudah menyiapkan atribut untuk mendukung dan memeriahkan pertandingan.

Selain karena bentuk dukungannya untuk para pemain Indonesia, ia juga menyengajakan datang untuk mendukung pemain ganda putri idolanya, Nithya Krishinda Maheswari dan Greysia Polii. Karena menurutnya, tim putri terbilang jarang lolos ke semi final. Meskipun pasangan ganda putri ini sempat memenangkan pertandingan di ajang Indonesia Open yang lalu.

“Mudah-mudahan Indonesia masuk menjadi pemenang. Karena ada Indonesia di semi final ini, makanya kita datang,” tutur Maya kepada Republika di Istora Senayan Jakarta, Sabtu (15/8).

Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Maya mengaku menggemari bulu tangkis. Namun seiring kesibukannya bekerja, wanita asal Jakarta ini pun tidak begitu update soal pertandingan bulu tangkis.

Kecuali, kata dia, untuk turnamen besar seperti Indonesia Open dan BWF ini tidak ketinggalan ia tonton. Ia berharap, prestasi dan animo di bidang olah raga bulu tangkis meningkat kembali. Pasalnya, ia menilai bulu tangkis Indonesia mengalami penurunan.

Bulu tangkis Indonesia pernah mengalami kejayaan dengan pemain-pemain legenda kala itu, seperti Susi Susanti dan Taufik Hidayat.

“Banyak pemain negara lain yang baru dan muda-muda, sepertinya tampak lebih semangat. Harapannya, bulu tangkis bisa seperti dulu, lebih meningkat lagi bahkan,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement