Sabtu 08 Aug 2015 17:27 WIB

LPDP-AIPI Sepakati Bantu Pendanaan Riset Bidang MIPA

LPDP
Foto: LPDP
LPDP

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) menandatangani nota kesepahaman kerja sama pendanaan riset ilmu pengetahuan dan teknologi dalam skema Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia atau Indonesian Science Fund. Direktur Utama LPDP Eko Prasetyo mengatakan pada tahap awal, selama 2015, kedua pihak akan berfokus pada urusan kelembagaan dan persiapan penyaluran dana riset, termasuk sosialisasi dan publikasi.

"Kami menargetkan, pada awal 2016 sudah bisa memproses proposal riset yang masuk melalui DIPI (Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia)," katanya, Sabtu (8/8).

Adapun jumlah dana yang digulirkan LPDP untuk DIPI masih akan dibicarakan dengan AIPI untuk selanjutnya dimintai persetujuan kepada Dewan Pengawas LPDP. Saat ini LPDP dapat menyalurkan lebih dari Rp 1 triliun dana pendidikan dalam satu tahun. Sebagian besar dana tersebut, sekitar 85 persennya, disalurkan untuk beasiswa. Namun demikian, LPDP dapat melakukan penyesuaian dan meminta persetujuan dewan pengawas.

Kerja sama antara AIPI dengan LPDP dalam mengelola DIPI, menurut dia, juga dianggapnya dapat melengkapi peran LPDP dalam memajukan pendidikan di Indonesia, yang selama ini sudah berjalan melalui pemberian beasiswa dan pendanaan riset inovatif, serta pengabdian masyarakat melalui pembangunan sekolah-sekolah yang rusak di lokasi bencana. Kerja sama akan berjalan selama lima tahun dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan antara kedua belah pihak.

Sementara itu, Ketua AIPI Sangkot Marzuki mengatakan DIPI berfokus pada pembiayaan riset ilmu pengetahuan dasar seperti bidang ilmu biologi, fisika, kimia, ilmu kesehatan dan kedokteran, ilmu pertanian dan rekayasa, ilmu sosial dan budaya, serta energi dan lingkungan. Bidang ilmu pengetahuan dasar, menurut dia, penting dikembangkan karena akan menjadi sumber lahirnya inovasi di berbagai bidang.

"Ini untuk meningkatkan keunggulan Indonesia, kaitannya lebih fundamental daripada membuat paten atau prototipe. Tidak mungkin inovasi besar terjadi tanpa kemampuan ilmu pengetahuan yang mumpuni," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement