Kamis 06 Aug 2015 07:55 WIB

Tips Menangani Penyakit Kaki Gajah Sejak Dini

Rep: C04/ Red: Winda Destiana Putri
Penderita kaki gajah (ilustrasi)
Foto: mulyadi.student.umm.ac.id
Penderita kaki gajah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit kaki gajah (filariasis) merupakan penyakit menular yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyebaran penyakit ini terjadi di wilayah-wilayah endemik.

Jika tidak segera diobati, maka penyebaran penyakit ini akan semakin meluas. Penting bagi kita untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Berikut ini, adalah upaya pencegahan penyakit kaki gajah, menurut rilis yang disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, Rabu (6/8).

1.  Memutuskan rantai penularan  melalui pemberian obat massal pencegahan filariasis (POMP) di daerah yang teridentifikasi endemis filariasis.

2.  Mencegah dan membatasi kecacatan pada pasien dengan manifestasi klinis melalui tatalaksana kasus (home based-care through personal hygiene practice) dengan manifestasi lymphedema/elephantiasis/hidrokel).

3. Memberikan obat-obatan yang mengandung Dietilkarbamasin (diethylcarbamazine (DEC)). Ini merupakan satu-satunya obat filariasis yang ampuh dan baik untuk filariasis bancrofti maupun malayi, bersifat makrofilarisidal dan mikrofilarisidal. Obat ini tergolong murah, aman dan tidak ada resistensi obat.

Obat ini juga mudah diserap tubuh dalam waktu tiga jam dan racun-racun akan keluar melalui air kemih. Namun, perlu diperhatikan, kandungam obat ini tidak boleh diberikan pada anak berumur kurang dari 2 tahun, ibu hamil/menyusui, dan penderita sakit berat. Selain pemberian obat-obatan tentunya memerlukan langkah lanjutan seperti tindakan operasi.

Secara keseluruhan, tujuan utama dalam penanganan dini terhadap penderita penyakit kaki gajah adalah membasmi parasit atau larva yang berkembang dalam tubuh penderita, sehingga tingkat penularan dapat ditekan dan dikurangi.

Namun, tak perlu khawatir karena menurut Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementrian Kesehatan, Muhammad Subuh, mengungkapkan bahwa perlu waktu sekitar lima tahun untuk seorang pasien positif terkena penyakit kaki gajah.

"Nyamuk memerlukan waktu menggigit tubuh kita dan memasukkan cacing filariasis berkali-kali. Jadi, jika dia hanya menggigit satu kali ya tentu tidak akan langsung mengalami pembengkakkan dan positif terkena kaki gajah. Cacing-cacing tersebut perlu berkembang di dalam tubuh, dan butuh waktu lima tahun untuk membuat kaki, lengan, payudara maupun daerah tubuh lain untuk mengalami pembengkakkan," ujar Subuh.

Sementara itu, menurut ahli Parasitologi Universitas Indonesia, Dr. Robiatul Adawiyah M.Biomed, nyamuk-nyamuk penyebab kaki gajah biasanya rentan menggigit seseorang di malam hari, karena jenis nyamuk ini termasuk jenis nocturnal (bekerja di malam hari). Akan tetapi, Dr. Robiatul juga menambahkan apabila kita memang tinggal di wilayah endemik, kita hanya perlu menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.

"Daya tahan tubuh manusia 1000 kali lebih kuat di banding dengan makhluk hidup lain. Maka, sulit bagi larva-larva cacing yang di bawa oleh nyamuk tersebut untuk menyerang tubuh hanya dalam waktu satu kali. Penting bagi kita untuk selalu menjaga lingkungan agar tetap bersih," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement