Kamis 30 Jul 2015 20:28 WIB

Jababeka dan Mattel Indonesia Bangun SLB di Bekasi

Peresmian SLB oleh CSR Jababeka-Mattel Indonesia
Peresmian SLB oleh CSR Jababeka-Mattel Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Bekasi meresmikan Sekolah Luar Biasa (SLB) Tumbuh Kembang Ceria B-C-D dan Autis bantuan CSR PT Mattel Indonesia dan PT Jababeka Tbk di Jalan Anggrek Raya, Perumahan Papan Mas Blok F 25/8, Setiamekar, Tambun Selatan, pada hari Rabu (29/7).  

SLB Tumbuh Kembang Ceria merupakan sekolah ke-14 yang dibangun atas kerjasama PT Mattel Indonesia dan PT Jababeka Tbk. Sekolah ini akan menampung sekitar 80 siswa berkebutuhan khusus dalam 4 kelas

Presiden Direktur PT Jababeka Infrastuktur, Tjahjadi Rahardja, mengungkapkan bahwa pembangunan SLB ini merupakan bukti komitmen dan kepedulian dari PT Jababeka dan tenant-tenant yang berada di Kawasan Industri Jababeka. Terutama PT Mattel Indonesia, terhadap dunia pendidikan.

“Saya merasa bahagia dan bangga dengan diresmikannya SLB ini, terimakasih atas sumbangsih PT Mattel Indonesia, semoga kedepannya kami bisa terus berkolaborasi dan bekerjasama dengan tenant-tenant di Kawasan Industri Jababeka dalam kegiatan CSR,” ujar dia.

Sementara itu Presiden Direktur PT Mattel Indonesia, Roy Tandean, menyatakan komitmen dan kepedulian PT Mattel Indonesia dalam dunia pendidikan di Indonesia. Terbukti sejak tahun 2002 PT Mattel Indonesia telah membangun sekolah-sekolah di lingkungan perusahaan maupun diluar lingkungan perusahaan.

“SLB ini merupakan Sekolah Luar Biasa pertama yang kami bangun bekerjasama dengan PT Jababeka Tbk, sebelumnya sudah ada 14 sekolah yang kami bangun bersama. Semoga dengan fasilitas baru ini proses belajar mengajar bisa berjalan dengan lebih baik dan bisa bemanfaat jangka panjang untuk pendidikan di Kabupaten Bekasi,” tutur dia.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bekasi, Edi Rochyadi, mengatakan bahwa di Kabupaten Bekasi terdapat empat SLB, namun baru satu yang dimiliki langsung oleh Pemkab Bekasi.

“Mengenai pembangunan (SLB Tumbuh Kembang Ceria) dari CSR PT Mattel Indonesia dan PT Jababeka Tbk, tapi untuk kurikulum dari dinas pendidikan,” ungkapnya.

Edi berharap, orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus tidak malu untuk mendaftarkan anaknya di sekolah formal.

“Jangan sampai mereka nanti menjadi beban negara dan masyarakat. Mereka harus dibentuk agar mandiri,” ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement