Rabu 29 Jul 2015 23:39 WIB

Kemenag Kembangkan MA Khusus Keagamaan

Rep: marniati/ Red: Taufik Rachman
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kiri) usai memantau proses pelaksanaan ujian nasional (UN) di madrasah aliyah negeri (MAN) 2 Jakarta, Senin (13/4). (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kiri) usai memantau proses pelaksanaan ujian nasional (UN) di madrasah aliyah negeri (MAN) 2 Jakarta, Senin (13/4). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Kementerian agama berencana akan membuka Madrasah Aliyah Khusus yang memiliki program ilmu keagamaan.

Direktur madrasah kementerian agama Nur Kholis Setiawan mengatakan madrasah ini akan disiapkan untuk menciptakan kader calon ulama Indonesia

"Sehingga siswa yang bisa masuk situ bukan sembarang. Bukan yang nggak bisa ngaji. Jadi siswa MTs yang berbasis pesantren  mereka diharapkan sudah bagus dasar-dasar keislamaannnya. Sehingga saat di MA (Madrasah Aliyah) yang memiliki program keagamaan itu betul-betul berkembang dan siap menjadi calon ulama," ujar Nur Kholis Setiawan kepada Republika, Rabu (29/7).

Ia menjelaskan, saat ini direktorat madrasah kementerian agama masih dalam tahap pematangan kurikulum dan melakukan evaluasi terhadap beberapa MA yang dulunya pernah memiliki program ilmu kegamaan. Pada tahun ajaran 2016/2017 kurikulum ini sudah dapat diterapkan. Adapun untuk MA yang telah memiliki program ilmu keagamaan  akan direvitalisasi dengan kurikulum baru yang sedang disiapkan.

Ia masih belum mengetahui akan ada berapa Madrasah Aliyah yang akan menjadi MA khusus yang memiliki program ilmu kegamaan. Nantinya, akan ada uji kelayakan terlebih dahulu. Yang terpenting Madrasah Aliyah swasta yang ingin menjadi MA Khusus program keagamaan  haruslah madrasah yang berbasis pesantren.

Dan untuk Madrasah Aliyah Negeri harus yang  memiliki asrama. Ini dikarenakan, penguatan ilmu keislaman melalui kurikulum asrama.

"Di beberapa kesempatan forum ulama mengatakan sekarang kita krisis kader ualama. Sehingga kalau menyiapkan kader ualama 100 persen hanya dari pesantren kan tidak mungkin," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement