Selasa 28 Jul 2015 22:57 WIB

Siswa Depok Masih Ada yang Diplonco

Siswa senior SMK Negeri 1 Serang memotong kuku adik kelasnya yang baru masuk saat Masa Orientasi Sekolah (MOS), di Serang, Banten, Selasa (28/7). Pihak sekolah menekankan kegiatan MOS edukatif seperti kerapihan dan kegiatan baris berbaris untuk mencegah pr
Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Siswa senior SMK Negeri 1 Serang memotong kuku adik kelasnya yang baru masuk saat Masa Orientasi Sekolah (MOS), di Serang, Banten, Selasa (28/7). Pihak sekolah menekankan kegiatan MOS edukatif seperti kerapihan dan kegiatan baris berbaris untuk mencegah pr

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK -- Sejumlah sekolah di Depok masih melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Bahkan masih ada sekolah yang menyuruh siswa baru untuk mengenakan atribut aneh. Seperti yang terjadi di SMAN 8 Depok dan SMK Setia Negara.

Kendati sudah ada aturan dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2014 tentang Masa Orientasi Peserta Didik Baru di Sekolah, namun beberapa sekolah tidak mempedulikan.

Di SMAN 8 Depok, siswa baru disuruh memakai kalung yang terbuat dari minuman sachet serta name tag berukuran besar. Sedangkan di SMK Setia Negara, siswa disuruh memakai kalung yang terbuat dari permen dan topi karton.

"Anak itu secara mental mau nggak ke sekolah dengan pakai atributnya name tag, kalung permen, topi yang terbuat dari karton, dan kaus kaki," kata Wakil Ketua Pantia MPLS SMK Setia Negara Kota Depok, Deni Haidin, Selasa (28/7).

Ia beralasan, dengan cara itu bisa terlihat bagaimana mental siswa. Karena siswa bisa diketahui bermental kuat atau tidak ketika diminta memakai atribut itu menuju sekolah.

Berbeda dengan SMK Setia Negara, SMAN 1 Depok tidak melaksanakan MPLS dengan cara aneh. Ini adalah pertama kalinya SMAN 1 Depok meniadakan MPLS dengan atribut aneh.

"Tahun kemarin sih ada atribut aneh itu, terus banyak keluhan dari orang tua siswa. Jadi untuk tahun ini kita tidak memakai atribut yang aneh-aneh yang bikin orang tua bingung," kata Wakil Seksi Bidang Kesiswaan SMAN 1 Depok, Teguh Syahrudin.

Dia beralasan, siswa yang diterima di SMAN 1 adalah siswa pintar, cerdas, dan kreatif. Sehingga tidak perlu dipelonco dengan cara aneh. Selama MPLS, sekolah favorit inimemberikan materi yang bermuatan karakter. Misalnya, materi yang menamkan nilai-nilai yang ada di SMAN 1 Depok.

"Yang pasti penanaman ciri khas SMAN 1 sebagai siswa yang mandiri, cerdas dan kreatif, serta religius situ ada disitu" katanya.

Anggota Komisi D DPRD Kota Depok Rezky M Noor menegaskan pada pelaksana MOS untuk tidak melakukan perploncoan.

“Seharusnya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat dan positif salah satunya pengenalan lingkungan sekolah atau wiyata mandala," katanya.

Dia bahkan menyarankan dilibatkannya unsur kepolisian selama MOS. Pihak kepolisian, kata dia, bisa menyampaikan materi seperti mengatasi masalah tawuran, antisipasi kenakalan remaja, dan bahaya  narkoba.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement