Tuesday, 14 Syawwal 1445 / 23 April 2024

Tuesday, 14 Syawwal 1445 / 23 April 2024

Semangat Nasionalisme Mulai Luntur

Rabu 15 Jul 2015 06:07 WIB

Red: Dwi Murdaningsih

Ratusan siswa SD terlibat dalam pencucian bendera secara massal di Solo, Jateng, Sabtu (13/8). Kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan nilai nasionalisme siswa sekaligus menyambut datangnya HUT RI ke-66 pada 17 Agustus mendatang.

Ratusan siswa SD terlibat dalam pencucian bendera secara massal di Solo, Jateng, Sabtu (13/8). Kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan nilai nasionalisme siswa sekaligus menyambut datangnya HUT RI ke-66 pada 17 Agustus mendatang.

Foto: Antara

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Legislator DPR/MPR RI Bambang Haryo mengajak masyarakat Indonesia berkarakter melalui empat pilar, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal ika. Menurut dia, masyarakat Indonesia harus memiliki karakter bangsa sehingga mampu memperkokoh persatuan dengan semangat NKRI.

Menurut dia, saat ini semangat dan jiwa nasionalisme yang dimiliki masyarakat Indonesia mulai luntur sehingga harus dicegah dengan harapan mampu membangkitkan kembali karakter berbangsa. Melalui pertemuan tersebut, anggota Fraksi Partai Gerindra itu mampu membuat masyarakat, khususnya Surabaya, mengerti dan paham tentang empat pilar.

"Setelah mendapat pengertian dari para pakar, diharapkan mereka mampu menularkan dan menyebarkan ke lingkungannya. Tujuan utamanya satu, membentuk masyarakat kembali berkarakter," ucapnya, Selasa (14/7).

Sosialisasi dan rapat dengar pendapat di hadapan masyarakat yang sudah kali keenam digelar tersebut juga diharapkan mampu menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa. "Dulu saat era orde baru dan orde lama, pengertian Pancasila sangat digencarkan. Tapi justru sekarang menjadi kurang. Nah, ini yang menjadi tugas pemerintah dan harus menjadi perhatian serius," kata dia.

Ia juga mengusulkan, program pemerintah terkait revolusi mental tidak hanya bertumpu pada program mencerdaskan bangsa, tetapi memasukkan empat pilar sebagai tumpuan lainnya.

Pada kesempatan yang sama, pakar komunikasi asal Universitas Dr Soetomo Surabaya Sam Abede Pareno menitikberatkan satu contoh terkait kurangnya rasa masyarakat saat ini yang terkandung dalam empat pilar. Ia memisalkan masyarakat sukuisme atau membeda-bedakan suku di sebuah daerah, yakni susahnya masyarakat menerima calon pemimpin yang bukan berasal dari tanah kelahirannya.

"Kalau menjadi calon kepala daerah, tapi bukan orang asli daerah tersebut maka sulit sekali diterima. Ini yang harus diubah agar semangat nasionalisme bisa tersampaikan," katanya.

Sumber : Antara
  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler