Ahad 12 Jul 2015 11:19 WIB

Gadget Sebabkan Jumlah Anak Rabun Jauh Meningkat

Gadget seperti dua sisi mata uang pisau bagi anak. Bermanfaat sekaligus bisa membahayakan perkembangannya.
Foto: AP
Gadget seperti dua sisi mata uang pisau bagi anak. Bermanfaat sekaligus bisa membahayakan perkembangannya.

REPUBLIKA.CO.ID, Terlalu banyak menggunakan peralatan elektronik ditambah jarang bermain di luar rumah merupakan dua faktor yang diduga menyebabkan semakin meningkatnya masalah penglihatan pada anak-anak.

Jumlah warga Australia yang mengalami rabun jauh atau myopia sudah meningkat dua kali lipat dalam 15 tahun terakhir.

Profesor Brien Holden dari Brien Holden Vision Institute di University of New South Wales mengatakan keadaan ini tidak selayaknya dipandang remeh."Membiarkan anak berusia empat tahun menggunakan iPad atau tablet lainnya selama empat jam dalam satu hari adalah masalah besarnya terjadinya rabun jauh, dan kita harus mengurangi penggunaan tablet semaksimal mungkin untuk teman bermain mereka." kata Profesor Holden.

"Saya tidak bermaksud menakut-nakuti, namun nyatanya bila kita membiarkan anak-anak ini menderita rabun dan itu meningkat pesat, masa depan mereka terancam."

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah meminta lembaga yang dipimpin oleh Profesor Holden untuk membantu kampanye internasional guna meningkatkan kesadaran akan hal ini dan mengidentifikasi hal-hal baru untuk diteliti. WHO diperkirakan akan mengeluarkan laporan mengenai masalah ini bulan depan.

"Jadi 15 tahun lalu, rabun jauh di kalangan anak-anak, misalnya yang berusia 17 tahun di Australia, kemungkinannya adalah 20 persen." kata Prof Holden. "Sekarang kemungkinannya adalah 30 persen, dan itu merupakan kecenderungan di seluruh dunia."

"Di Asia, misalnya 96,5 persen anak laki-laki di Taiwan yang berusia 19 tahun yang mendaftar jadi tentara menderita rabun jauh."

"Dan lebih dari separuh warga di Asia sudah menderita rabun jauh, dan apa yang kita lihat adalah kecenderungan kemungkinan rabun jauh lebih cepat dan lebih parah," kata Prof Holden. "Dan di tahun 2050, lebih dari separuh penduduk dunia akan menderita rabun jauh, dan diantaranya 1 miliar warga dunia akan menderita rabun jauh parah."

"Jadi penglihatan mereka akan sangat kabur, dan sangat rabun, dan itu akan membuat anak-anak mengalami kesulitan untuk melihat dan belajar, bagi orang dewasa untuk bekerja, dan bagi lansia untuk bisa bertahan hidup."

Menurut Prof Holden, peralatan elektronik bisa menjadi alat bantu belajar yang bagus, dan kadang juga  berfungsi sebagai 'penjaga anak' namun orang tua disarankan untuk membatasi waktu anak-anak mereka untuk melihat layar komputer dalam waktu yang terlalu lama. Dan menyarankan mereka lebih banyak bermain di luar rumah akan mengurangi kemungkinan terkena rabun jauh.

Taiwan sekarang sudah melarang penggunaan peralatan elektronik untuk bayi di bawah usia 2 tahun, dan  pembatasan penggunaan komputer bagi anak di bawah usia 18 tahun.

"Ini memang keputusan kontroversuial, dan apakah mungkin untuk bisa memastikan hal tersebut dipatuhi atau tidak, tetapi yang jelas ada kekhawatiran mengenai kemungkinan rusaknya penglihatan." kata Prof Holden.

"Pemerintah perlu mendapat masukan, dan mereka memerlukan bukti mana yang bisa dijalankan dan mana yang tidak."

sumber : http://australiaplus.com/indonesian/2015-07-10/kebanyakan-bermain-komputer-banyak-anak-derita-rabun-jauh/1468512
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement