Jumat 10 Jul 2015 19:50 WIB

Wanita Pascatrauma Miliki Risiko Penyakit Jantung

Rep: C27/ Red: Winda Destiana Putri
Serangan jantung
Foto: ilustrasi
Serangan jantung

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Penelitian terbaru dari Amerika Serikat mengungkapkan bahwa wanita dengan pengalaman traumatis lebih memungkinkan mengalami serangan jantung atau stroke di kemudian hari.

Penelitian ini mencapai angka persentase 60 persen. Para ilmuwan mengatakan bahwa fenomena buruk tersebut dialami oleh orang-orang dengan gangguan stres pascatrauma (PTSD). Penelitian ini berarti menunjukan bahwa kondisi fisik berpotensi terpengaruh dengan masalah mental.

Penelitian pertama dilakukan dengan melibatkan 50 ribu peserta selama lebih dari 20 tahun. Kebanyakan penelitian sebelumnya menghubungkan antara PSTD dan penyakit kardiovaskular terhadap orang-orang yang terlibat dalam perang dan bencana, dan kondisi ini lebih menekankan pada wanita.

PTSD dapat terjadi pada wanita yang terjebak dalam bencana, kecelakaan, korban kejahatan atau pemerkosaan. Pengalaman tersebut akan menjadi kilas baik sehingga menimbulkan insomnia, kelelahan, mematikan emosional, bahkan kesulitan dengan memori dan konsentrasi.

Studi ini membuktikan bahwa 60 persen wanita dengan trauma memiliki risiko penyakit jantung daripada wanita biasa. Hal ini disebabkan karena PTSD membuat perilaku tidak sehat, seperti merokok, obesitas, kurang olahraga, dan faktor medis seperti tekanan darah tinggi.

"PTSD umumnya dianggap sebagai masalah psikologis, tetapi pesan dari temuan kami adalah bahwa ia juga memiliki dampak besar pada kesehatan fisik, risiko terutama kardiovaskular," ujar Dr Jennifer Sumner dari Columbia University, New York, dilansir dari Mirror, Jumat (10/7).

Ia mengatakan bahwa dokter seharusnya menyadari hubungan antara risiko penyakit kardiovaskular dan PTSD agar dapat mendorong perubahan faktor gaya hidup yang dapat meningkatkan resiko tersebut.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement