Selasa 30 Jun 2015 13:03 WIB

Dehidrasi Selama Berpuasa, Ini Penyebabnya

Rep: C33/ Red: Winda Destiana Putri
Dehidrasi (ilustrasi)
Foto: MenHealth
Dehidrasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjalani puasa selama 12 jam, membuat kebanyakan orang mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Secara medis, dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh.

Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada konsuminya. Selain itu, gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh.

"Selama 12 jam tidak minum, apalagi kalau aktifitas outdoor, konsumsi makanan bergaram tinggi dan minum diuritik jadi mudah dehidrasi," kata Dr. Wita SpGK kepada Republika.

Menurut ahli gizi tersebut, minuman diuretik seperti kopi dan teh tidak dianjurkan dikonsumsi ketika sahur. Pasalnya minuman jenis itu mampu membuat anda sering buang air kecil. Tentunya hal ini sangat merugikan tubuh yang secara kontinyu kehilangan cairan tubuh.

Sedangkan makanan yang dimasak dengan menggunakan garam dalam jumlah banyak juga tidak baik bagi orang yang sedang berpuasa. Apalagi pada waktu sahur sebaiknya menghindari makanan bergaram tinggi. Makanan seperti itu bisa memicu dehidrasi dan makanan pun tidak bisa diolah dengan baik. Sehingga peluang dehidrasi tergolong lebih besar jika mengonsumsi makanan bergaram tinggi ketika sahur.

Selain itu, meski tidur di bulan puasa adalah pahala, tapi tidur di bulan puasa juga dapat menyebabkan dehidrasi. Pasalnya jika anda kebanyakan tidur saat puasa dan kemudian Anda bangun maka tubuh akan terasa sangat lemas. Hal ini terjadi karena tubuh kekurangan banyak cairan ketika tidur. Sehingga jangan perbanyak tidur saat puasa, karena ini sama saja membuat tubuh Anda semakin lemas.

Di sisi lain, aktifitas ketika berpuasa bisa menjadi penyebab dehidrasi. "Peluang dehidrasi cuma jenis ringan kalau kegiatan indoor, berbeda jauh kalau seseorang kerja outdoor peluang besar dehidrasi ringan hingga berat," tuturnya.

Ketika aktifitas indoor atau dalam ruangan, penguapan cairan tubuh lebih sedikit karena tidak terpapar sinar matahari langsung. Efek yang terasa hanya kulit menjadi kering, apalagi di ruangan dengan penyejuk ruangan. Sedangkan aktifitas outdoor atau luar ruang, membuat seseorang kehilangan cairan tubuh secara langsung dan tergolong tinggi. Pasalnya efek yang terasa dari sinar matahari langsung kepada tubuh yaitu berupa kucuran keringat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement