Rabu 27 May 2015 16:31 WIB

Kelainan Mental pada Bayi Prematur Bisa Dideteksi Sejak Dini

Profesor Michael mengatakan, metode yang dikembangkannya bisa mendeteksi peristiwa tak terungkap di 24 jam pertama kehidupan bayi, yang tak bisa dilakukan teknik lain.
Foto: ABC News
Profesor Michael mengatakan, metode yang dikembangkannya bisa mendeteksi peristiwa tak terungkap di 24 jam pertama kehidupan bayi, yang tak bisa dilakukan teknik lain.

REPUBLIKA.CO.ID, Para ilmuwan di Queensland menjadi bagian dari sebuah tim internasional yang telah mengembangkan alat untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pada bayi prematur.

Metode yang dikembangkan oleh para peneliti di lembaga ‘QIMR Berghofer’, Brisbane yang bekerja sama dengan para ilmuwan di Finlandia dan Swedia, mengukur tingkat listrik di otak.

Pemimpin tim, Profesor Michael Breakspear, mengatakan, bayi yang terlahir sangat dini memiliki kemungkinan besar untuk mengalami kelainan mental atau memiliki kapasitas yang berkurang dalam mempelajari keterampilan fisik.

Profesor Michael mengatakan, intervensi dini adalah kuncinya. "Kerusakan terjadi tepat di 72 jam pertama kehidupan mereka. Apa yang kami lakukan adalah memprediksi dan mencegah hal itu serta mendeteksinya sejak dini, sehingga dokter persalinan bisa jauh lebih tegas dan agresif dalam menangani momen yang sangat kritis tersebut,” jelasnya.

Ia menerangkan, "Bahkan, metode kami bisa mendeteksi peristiwa tak terungkap di 24 jam pertama kehidupan bayi yang tak bisa dilakukan teknik lain.”

"Indikator dini atas masalah potensial ini memberi panduan penting bagi para pekerja di unit perawatan intensif neonatal (NICU) yang harus memutuskan pilihan pengobatan mana yang harus diambil segera setelah bayi lahir," tambahnya.

Ia mengatakan, studi ini melihat rekaman aktivitas listrik otak dari bayi prematur dengan usia kehamilan antara 22 -28 minggu. "Rekaman listrik ini menunjukkan bahwa otak bayi prematur yang baru lahir memercikkan semburan aktivitas listrik yang tak menentu," utara Profesor Michael.

"Sebelum dan sesudah semburan, otak mereka benar-benar tenang, sehingga semburan itu terlihat seperti banyak hal lain di alam yang tak menentu, seperti gempa bumi dan kebakaran hutan," sambungnya.

Profesor Michael mengatakan, dengan menggunakan teknik yang dikembangkan dalam fisika, para peneliti menemukan pola yang tersembunyi di dalam 'gempa listrik' ini. "Setelah pengujian data yang lengkap dan validasi statistik, insinyur biomedis kami mampu menunjukkan bahwa pola-pola ini mencegah komplikasi kelahiran prematur, termasuk pendarahan dalam otak, serta perkembangan mental dua tahun setelah lahir," sebutnya.

Ia mengemukakan, "Ini hanya mungkin terjadi sebagai hasil dari integrasi beberapa disiplin ilmu yang biasanya tak bekerja sama -. yaitu kedokteran, fisiologi, fisika dan matematika." Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal neurologi, ‘Brain’.

sumber : http://australiaplus.com/indonesian/2015-05-27/kini-kelainan-mental-pada-bayi-prematur-bisa-dideteksi-sejak-dini/1452158
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement