Senin 25 May 2015 17:44 WIB

Negarakertagama dan Babad Diponegoro Jadi Warisan Dunia

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menyerahkan piagam Badan Pendidikan Keilmuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) untuk Negarakertagama dan Babad Diponegoro sebagai warisan dokumenter atau ingatan dunia (MoW).

"Ini merupakan peristiwa penting bagi kita semua," ujarnya dalam sambutan pada penyerahan piagam pengukuhan Negarakertagama dan Babad Diponegoro sebagai MoW itu kepada Kepala Perpustakaan Nasional di Jakarta, Senin.

Anies memberikan penghargaan bagi para sejahrawan dan insan yang berjuang membawa kedua babad tersebut ke kancah dunia. MoW itu diartikan dengan ingatan manusia dari peradaban kuno dan modern serta sebagian besar warisan budaya dunia.

Negarakertagama dan Babad Diponegoro merupakan naskah kuno beraksara dan berbahasa Jawa. Negarakertagama dan Babad Diponegoro dikukuhkan sebagai warisan dokumenter melalui sidang UNESCO di Korea Selatan pada 18 - 21 Juni 2013.

"Pengukuhan Negarakertagama dan Babad Dipanegara merupakan kebanggaan bagi kita semua. Semoga dapat menumbuhkan kecintaan pada Tanah Air," ujar Kepala Perpustakaan Nasional, Sri Sularsih.

Perpusnas mengusulkan naskah kuno koleksinya Negarakertagama sebagai MoW pada 2008. Negarakertagama ditulis oleh Mpu Prapanca pada lembaran lontar yang berisi kesaksian pemerintahan Majapahit pada masa Raja Hayam Wuruk (abad ke-14).

Dalam kitab tersebut, dijabarkan mengenai ide modern tentang keadilan sosial, kebebasan beragama, keamanan pribadi, dan kesejahteraan rakyat dijunjung tinggi.

Naskah itu juga memberi kesaksian mengenai sikap demokratis dan keterbukaan otoritas di depan rakyat pada zaman yang masih menganut keabsolutan rakyat.

Negarakertagama hilang bersama reruntuhan Majapahit hingga akhirnya ditemukan kembali oleh seorang Belanda yang kemudian dibawa ke Belanda untuk dipelajari.

Di Belanda, kitab disimpan di perpustakaan Universitas Leiden dan dikembalikan ke Indonesia pada 1973.

Babad Dipanegara diajukan sebagai MoW pada 2010. Babad Dipanegara berisi biografi yang ditulis sendiri oleh seorang bangsawan Jawa, pahlawan nasional dan pejuang Islam dari Yogyakarta, Pangeran Diponegoro (1785-1855).

Babad Dipanegara ditulis sendiri oleh Pangeran Diponegoro selama masa pengasingan di Sulawesi Utara (1831-1832).

Babad Dipanegara adalah sebuah dokumen pertama dalam sastra Jawa modern yang memperlihatkan kepekaan yang mendalam pada kondisi dan keadaan lokal pada masa itu.

Saat ini, beberapa arsip Indonesia yang didaftarkan dan diterima dalam MoW antara lain Arsip VOC, I La Galigo, Babad Dipanegara, dan Negarakertagama.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement