Sabtu 23 May 2015 16:47 WIB

Juni, Pendaftaran UN CBT Kembali Dibuka

Rep: c13/ Red: Satya Festiani
  Peserta Ujian Nasional (UN) menyempatkan diri untuk belajar saat menunggu kedatangan Presiden Joko Widodo di SMA N 2 Jakarta, Jakarta, Selasa (14/4).  (Antara/Sigid Kurniawan)
Peserta Ujian Nasional (UN) menyempatkan diri untuk belajar saat menunggu kedatangan Presiden Joko Widodo di SMA N 2 Jakarta, Jakarta, Selasa (14/4). (Antara/Sigid Kurniawan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengungkapkan akan membuka pendaftaran Ujian Nasional Computer Based Test (UN CBT) di Juni 2015 nanti. Menurut Kepala Pusat Penelitian Pendidikan (Kepuspendik), Nizam, pendaftaran ini diperuntukkan bagi sekolah yang siap atau berkeinginan menggunakan CBT pada UN mendatang.

“Mulai bulan Juni ini kita akan membuka pendaftaran bagi sekolah yang akan CBT tahun depan,” ujar Nizam melalui pesan singkat kepada Republika, Jumat (22/5).

Nizam mengungkapkan alasan kuat Kemendikbud cepat membuka pendaftaran UN CBT kembali. Menurutnya, hal ini diharapkan bisa mempengaruhi keterbiasaan dan kesiapan siswa serta sekolah dengan UN CBT nantinya. Jadi, kata dia, pada September nanti direncanakan mereka sudah mendapatkan pelatihan pembiasaan dengan UN CBT kelak.

Nizam berpendapat, langkah penerapan UN CBT kembali ini dilakukan karena hasil yang diperoleh pada UN tahun ini. Seperti diketahui, hasil UN baik secara kuantitatif maupun kualitatif dinilai lebih baik dibanding tahun lalu. Bahkan, kebocoran pada UN CBT dianggap tidak pernah terjadi dibandingkan dengan pelaksanaan UN secara manual atau Paper Based Test (PBT).

Sebelumnya, Ombudsman Republik Indonesia (ORI) mengaku temuan pada penyimpangan UN CBT itu lebih berkaitan dengan permasalahan teknis. Dia berpendapat masalah kebocoran atau substansi sangat sedikit. Bahkan, tambahnya, kecurangan atau kebocoran soal maupun jawaban sama sekali tidak terjadi pada UN CBT dibandingkan UN PBT.

(ORI) juga mengatakan telah menemukan 413 pelanggaran dan penyimpangan saat pelaksanaan Ujian Nasional (UN), baik CBT maupun PBT. Temuan ini tidak hanya ditemukan ORI pada UN tingkat SMP tapi SMA juga. Menurut ORI,  angka temuan ini mengalami penurunan daripada tahun lalu yang berjumlah 597.

Terkait penurunan temuan ini, Nizam mengaku masih prihatin. “Kami masih prihatin karena masih ada pelanggaran-pelanggaran pada UN tahun ini,” tegasnya. Menurutnya, hal demikian seharusnya tidak terjadi kembali dalam dunia pendidikan ini.

Nizam juga berharap dengan keluarnya Indeks Integritas UN (IIUN) bisa memberikan dampak yang siginifikan. Menurutnya, upayan ini diharapkan bisa memperkecil  bentuk kecurangan sedikit demi sedikit pada UN mendatang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement