Ahad 10 May 2015 23:10 WIB

Karawang Kaji Usulan Sekolah Libur Sabtu-Ahad

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pelajar mengerjakan soal Ujian Nasional di sekolah MTSN 9, Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (4/5).  (Republika/Tahta Aidilla)
Pelajar mengerjakan soal Ujian Nasional di sekolah MTSN 9, Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (4/5). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Pemkab Karawang, Jabar, akan mengkaji ulang usulan siswa sekolah libur pada hari Sabtu. Usulan tersebut, disesuaikan dengan regulasi yang berlaku. Pasalnya, sampai saat ini daerah dengan sebutan kota pangkal perjuangan itu, masih memerlakukan kegiatan belajar dan mengajar (KBM) selama enam hari.

Plt Bupati Karawang Cellica Nurachadiana, mengatakan, ada usulan KBM di hari Sabtu libur. Usulan tersebut, juga telah mendapat respon positif dari para siswa. Akan tetapi, pihaknya tidak akan sembrono dalam mengeluarkan kebijakan.

"Ya kita akan kaji dulu, disesuaikan dengan regulasinya," ujar Cellica, kepada Republika, akhir pekan kemarin.

Menurut Cellica, usulan supaya siswa libur di hari Sabtu datang dari daerah tetangga. Yakni, Kabupaten Purwakarta. Karena, di Purwakarta KBM siswa sudah berlangsung lima hari. Akan tetapi, untuk diterapkan di Karawang, perlu pembahasan lebih lanjut.

Gilang Purnama (15 tahun), salah seorang pelajar SMAN 3 Karawang, mengaku sangat setuju bila sekolah libur dua hari. Yakni, Sabtu dan Ahad. Jadi, selama dua hari itu, siswa bisa belajar di rumah. Misalkan, membantu orang tua atau belajar hal positif lainnya. "Kami setuju, kalau Sabtu libur. Apalagi, Purwakarta sudah menerapkan pola belajar lima hari," ujarnya.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, sudah lama Purwakarta menerapkan pola belajar lima hari. Jadi, dari mulai siswa SD sampai SMA, mereka hanya belajar sejak Senin sampai Jumat. Sedangkan, Sabtu dan Ahad mereka belajar di rumah. "Dengan lima hari sekolah ini, bisa mengurangi kesetresan siswa di kelas," ujarnya.

Menurut Dedi, sistem pendidikan di Indonesia saat ini terlalu dipaksakan. Sejak dini, anak-anak sudah dituntut harus bisa belajar dengan baik. Supaya, nilai (angka) di buku rapot mereka bagus. Tetapi, mental anak-anak semakin lemah. Contohnya, banyak anak terlibat tawuran, jadi pelaku kriminal, dan perempuan terjebak dalam dunia hitam prostitusi.

Karenanya, peran orang tua harus dikembalikan untuk mengawasi dan melindungi anak-anak itu. Caranya, dengan lebih mendekatkan anak dengan orang tua di hari Sabtu dan Ahad. "Kalau Sabtu dan Ahad, anak ada di rumah, orang tua bisa melihat tumbuh kembangnya," jelas Dedi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement