Jumat 08 May 2015 18:00 WIB

Cynthia Lamusu, Pemilik Bisnis Kuliner “Dapur Mama Thia”- Sekepal Nasi Pengundang Rupiah

Red:

Bermula dari dapur kecil di rumahnya, aktris Cynthia Lamusu mulai bereksperimen dengan resep kuliner leluhurnya. Semenjak menikah dengan aktor Surya Saputra, Cynthia mengaku tertantang belajar memasak untuk hidangan bagi suami. Dari situlah, ide bisnis Cynthia muncul. Konsep nasi kuning berukuran sekepalan tangan dengan lauk khas tiga daerah, yakni Gorontalo, Jawa, dan Betawi membawa bisnis kuliner Cynthia berkembang hingga sekarang.

Bisnis kuliner dimulai Cynthia melalui eksperimen membuat makanan bergizi dengan kualitas rasa yang lezat. Eksperimen itu dia mulai sejak menikah tujuh tahun silam.

 "Mengalir begitu saja, aku yang sebelumnya jarang masak, tidak pernah masuk dapur, lalu semenjak nikah jadi tertarik ingin belajar masak," katanya kepada Republika, belum lama ini.

Cynthia menyadari sejumlah resep kuliner warisan leluhur bisa dikembangkan untuk bisnis. Resep itu dia dapatkan dari ibunya. Meski hanya dilatih lewat sambungan telepon, Cynthia terus mencoba membuat masakan resep warisan leluhur.

Suaminya, Surya, menjadi penilai hasil masakan Cynthia. Pengalaman menjadi pembawa acara kuliner membuat Surya dinilai cukup kompeten untuk memberi masukan. Hasil masakan Cynthia juga beberapa kali dibuat dalam porsi banyak untuk dibawa ke lokasi shooting suami. Dari situ, Cynthia mendapat banyak masukan untuk bisnis kuliner.

Setiap kali habis memasak, Cynthia memotret hasil masakannya. Kemudian, dia unggah foto itu ke media sosial. Hasilnya, banyak orang penasaran untuk mencicipi.

"Aku nggak menyangka responsnya cepat sekali, banyak yang penasaran dan ingin mencoba masakanku," katanya.

Rasa penasaran banyak orang untuk mencicipi itulah yang membuat Cynthia yakin untuk berbisnis kuliner. Pada Juni 2011, dia mengusung bisnis kuliner dengan brand "Nasi Kepel Dapur Mama Thia".

Cynthia terinspirasi konsep nasi angkringan Jawa dan nasi kuning khas Gorontalo. Dia pun membuat konsep nasi kepal agar makanan itu bisa dimakan secara praktis. "Mama Thia" yang merupakan panggilan kesayangannya dari keponakan digunakan untuk pemasaran.

Nasi kepal tersebut dipasarkan melalui konsep online restoran. Dapur Mama Thia menyajikan masakan rumahan yang memadukan menu khas dari Sulawesi, Jawa, dan Betawi.

Bisnis kuliner Cynthia hanya diawali dengan modal Rp 500 ribu. Modal itu cukup untuk membeli 10 liter beras dan bahan masakan lain beserta bumbunya. Pesanan pertama bisnis Cynthia saat itu hanya lima kotak atau 60 bungkus nasi kepal. Dari pesanan pertama itu, bisnis pun berkembang. Selang empat tahun, kini Cynthia bisa mengolah 50-100 kilogram beras per pekan.

Nasi kepal tersebut dipasarkan dengan kemasan sederhana. Namun, Cynthia tetap menjaga kualitas rasa dan gizi. Konsep nasi kepalnya itu juga sejalan dengan tren makanan berukuran mini yang mulai digemari pada 2013.

"Orang semakin concern dengan kesehatan, orang tidak mau terlalu banyak makan, tapi gizinya tetap cukup, dan produk kuliner yang kuhasilkan sangat pas," jelasnya.

Nasi kepal tersebut juga disediakan dengan beragam pilihan lauk. Sejumlah lauk yang khas antara lain sambal roa ekstra pedas dari Gorontalo, bakso pedas, dendeng suwir pedas, teri kadang pedas manis, dan udang saus asam manis. Harga nasi kepal untuk ukuran reguler dibanderol Rp 150 ribu per paket yang berisi 12 buah. Sehingga, harga satuannya hanya Rp 12.500. Jika ingin porsi yang lebih besar, konsumen juga memiliki pilihan untuk ukuran jumbo dengan harga Rp 25 ribu per buah.

Nasi kepal tersebut juga dipasarkan dengan pilihan reguler special dan jumbo. "Kita juga menerima pemesanan tumpeng beragam ukuran, parsel, dan stall sudah termasuk perlengkapan dan pramuniaga serta nasi kotak," katanya.

Sebagian besar pemesan nasi kepal berasal dari pegawai perkantoran di wilayah Jakarta. Mereka sebagian besar berada di wilayah perkantoran Jalan Kuningan, Gatot Subroto, dan Sudirman.

Seiring perkembangan usahanya, Cynthia kini telah memiliki satu dapur khusus dekat rumahnya. Dapur tersebut khusus untuk produksi dan melayani pemesan. Dia mempekerjakan empat koki dan dua orang yang bertugas mengantar makanan untuk wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi.

Jika pesanan lebih banyak, ia merekrut dua tenaga tambahan untuk mengurusi layanan antar makanan. Kini, bisnis nasi kepal itu telah meraup untung rata-rata Rp 75 juta sampai Rp 100 juta per bulan. Keuntungan tersebut sebagian ia gunakan untuk kembali belanja bahan produksi dan membayar gaji serta bonus untuk karyawan.

Dalam menggeluti bisnis kuliner, tantangan terbesar bagi Cynthia adalah manajemen waktu. Dia tertantang untuk menjaga kualitas masakan sekaligus tepat waktu di meja pelanggan. Apalagi, Jakarta sering mengalami kemacetan lalu lintas. Selain itu, harga bahan makanan yang naik turun membuat Cynthia harus perinci menghitung belanjaan.

"Makanya pengawasan dan manajemen jadi penting," ujarnya.

Meski demikian, Cynthia mengaku merasa bisnisnya berhasil jika konsumennya puas dengan pelayanan dan rasa masakan. Dari kepuasan itu, konsumen akan berbagi pengalaman sehingga nasi kepal semakin banyak dicari orang. Setiap pengusaha, kata dia, tak perlu ragu untuk mempromosikan diri.

Promosi tersebut juga bisa dilakukan melalui internet. Menurut Cynthia, wanita pun bisa berkarya sekaligus punya penghasilan tanpa harus repot keluar dari rumahnya.

Bagi Cynthia, bisnis kuliner memiliki keasyikan tersendiri di sela kesibukannya di bidang seni. Sehingga, dia memakai konsep restoran online agar memiliki kelonggaran waktu dalam mengurus berbagai kesibukan.

Cynthia pun ingin mengembangkan pemasaran model baru. Akhir tahun ini, ia ingin mengusung konsep food truck di mana nasi kepal dijual menggunakan mobil keliling.

"Armada truk sudah disiapkan, tinggal ready di akhir tahun ini, insya Allah," katanya. Tak hanya itu, Cynthia juga menargetkan bisa membuka restoran dalam dua tahun ke depan.  ed: Nur Aini

Prilliany Cynthia Lamusu

Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 12 April 1978

WA :081277791803

BB :271CE15

Situs: www.dapurmamathia.com

E-mail: [email protected]

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement