Selasa 21 Apr 2015 09:00 WIB

'Pendidikan di Indonesia Harus Berkonsep Moralitas Kebangsaan'

Rep: c 24/ Red: Indah Wulandari
Selesai melaksanakan ujian nasional (UN) 2015 pada hari terakhir, Rabu (15/4). (Republika/Maspril Aries).
Foto: Republika/Maspril Aries
Selesai melaksanakan ujian nasional (UN) 2015 pada hari terakhir, Rabu (15/4). (Republika/Maspril Aries).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tindakan sejumlah siswa di beberapa daerah yang merayakan selesainya ujian nasional (UN) dengan melakukan tindakan yang tidak bermoral seharunya bisa diantisipasi dengan keteladanan moral.

“Pendidikan di Indonesia seharusnya mampu menunjukkan konsep moralitas kebangsaan,” papar Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (DPP AGPAII) Manahan Marbawi, Senin (20/4).

Selain itu, ia berharap para pendidik, terutama guru agama juga harus mampu membangun identitas dirinya, sesuai dengan jati diri bangsa dan mengembangkan spiritualitas siswa serta potensi komunikasi individu siswa secara sosial yang positif.

"Konsep diri yang mampu membangun identitas diri yang positif," imbuh Marbawi.

Bersama konsep diri tersebut, ia menilai peristiwa memalukan bisa diantisipasi. Yakni, dengan  memberi ruang ekspresi kreatif bagi siswa yang selesai UN.

Sejumlah siswa pada masa hari terakhir UN di Makassar melakukan konvoi ugal-ugalan di jalan hingga mengganggu ketertiban umum.

Sebelum konvoi mereka saling mencoret-coret baju seragamnya. Tidak cukup di situ ada pula siswa yang nekat telanjang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement