Jumat 17 Apr 2015 18:50 WIB

Tanjung: 'Di mana Kejujuran Dunia Pendidikan Kita?'

Rep: c08/ Red: Damanhuri Zuhri
Sejumlah siswa sedang mengerjakan soal Ujian Nasional.
Foto: Antara/Adi Sagaria
Sejumlah siswa sedang mengerjakan soal Ujian Nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pendidikan Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor Hasan Basri Tanjung MA menyebut lunturnya kejujuran di sistem pendidikan Indonesia saat ini.

Menurut Tanjung, hal ini dibuktikan dengan lumrahnya kebocoran dan aksi saling mencontek di kalangan pelajar Indonesia pada saat pelaksanaan Ujian Nasional.

“Belum ujian dimulai, bocoran sudah beredar di mana-mana. Di mana kejujuran dalam pendidikan yang kita junjung tinggi selama ini?” kata Tanjung ketika melakukan diskusi dengan Dewan Redaksi Republika, Jumat (17/4).

Seharusnya, kata Ketua Yayasan Dinamika Umat Bogor ini, dunia pendidikan adalah forum untuk menanamkan jiwa yang jujur pada setiap pelajar Indonesia. Sebab, bila sudah melenceng dari kejujuran dunia pendidikan akan menghasilkan intelektual yang berpotensi berbuat yang tidak baik.

Ia menyebut kacaunya sistem pendidikan Indonesia karena adanya perdebatan untuk kembali ke kurikulum 2006 dari yang saat ini sedang berjalan yaitu kurikulum 2013. Praktisi pendidikan ini melihat, adanya oknum yang berupaya mengambil manfaat dari perubahan kurikulum ini.

“Ada unsur politik di sini. Karena ini ada kaitan antara buku yang akan digunakan di sekolah,” kata Tanjung menerangkan.

Menurut dia, pemerintah harus realistis dalam menentukan kurikulum mana yang akan diterapkan. Bila kondisi siswa di lapangan kesulitan untuk mengikuti kurikulum 2013, tidak ada salahnya untuk kembali ke kurikulum 2006.

“Saya lihat, ada pihak sekolah diminta untuk tetap bertahan di kurikulum 2013. Ini bukan soal esensi pendidikan yang dipertentangkan, tetapi ada motif politik untuk tujuan tertentu,” kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement