Rabu 15 Apr 2015 17:03 WIB

‘Animasi’ Suarakan Peduli Lingkungan

 Warga melintasi banjir di Andir, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Ahad(28/12). (foto : Septianjar Muharam)
Warga melintasi banjir di Andir, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Ahad(28/12). (foto : Septianjar Muharam)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Animasi menjadi tayangan yang disukai banyak orang, anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Berbagai pesan bisa disisipkan dalam karya multimedia ini. Itulah sebabnya banyak orang yang menjadikannya tak hanya jadi media informasi dan hiburan, tapi juga edukasi.

Lewat ketertarikannya pada dunia multimedia, Muhamad Abdul Hadi ingin karyanya lebih bermanfaat. Untuk itulah siswa SMK Telkom Bandung ini membuat video animasi yang sarat pesan edukasi. Dalam video berdurasi sekitar tiga menit tersebut, siswa jurusan multimedia ini mengangkat tema kerusakan lingkungan.

Dayeuhkolot Kabupaten Bandung yang kerap jadi langganan banjir menjadi inspirasinya. Ini karena Abdul sering jadi korban banjir. Pasalnya, sekolahnya itu berada di Kabupaten Bandung, sehingga dia kerap terganggu dengan banjir yang terjadi di sana.

Dalam karyanya, dia menggambarkan, perilaku manusia yang kerap menebang pohon dan membabat habis hutan berakibat pada manusia itu sendiri. Karena tidak adanya pepohonan, alhasil saat turun hujan, tanah tak bisa menyerap air. “Akibatnya, air meluap dan membanjiri pemukiman,” ujarnya.

Dayeuhkolot pun tenggelam, orang-orang kesana kemari untuk mencari tempat kering. Sampah-sampah yang dibuang sembarangan pun ikut terbawa air. Banjir ini telah menjadi bencana akibat rusaknya lingkungan.

Namun sebenarnya, banjir bisa dicegah jika saja manusia bijak memperlakukan alam. Caranya, kata dia, dengan melakukan rebosisasi seperti yang digambarkannya. “Ini saya gambarkan dalam video,” katanya.

Siswa kelahiran 10 juni 1999 mengatakan, karyanya tersebut menjadi bentuk kritikan sekaligus keprihatinan akan kondisi lingkungan di Dayeuhkolot. Dia berharap, siapa saja yang menontonnya, akan memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan.

Menurut Abdul, masyarakat masih tidak peduli lingkungan. Kata dia, setelah menebang pohon orang berpikir masalah sudah selesai dan alam akan baik-baik saja. Begitu juga dengan sampah, semua orang merasa tidak masalah membuang sampah sembarangan. “Apalagi cuma satu kali. Tapi kalau semua orang seperti itu, akhirnya sampah jadi menumpuk dan terjadilah bencana,” ujarnya.

Dia berharap, masyarakat yang menonton karyanya bisa tercerahkan, sehingga perlahan-lahan bisa mengubah sikap ke arah yang lebih baik. Tak ada batasan penonton, Abdul menyasar semua usia, supaya semua orang bisa punya kesadaran yang sama.

“Video ini untuk semua umur. Karena hal ini sangat penting dilakukan dari sejak dini dan dapat menyadarkan anak muda sampa orang dewasa. Saya hanya ingin mengajak orang untuk sadar atas apa yang telah dilakukannya, dan berusaha untuk memperbaikinya kembali,” tuturnya.

Siswa yang hobi video editing, animasi 2D & 3D, eksperimen teknologi elektronika ini mengakui, kalau bagian tersulit dari karyanya adalah mencari tema dan pesan yang akan disampaikan. Untuk proses lain, dia tak menghadapi kesulitan berarti.

“Untuk penggambaran, butuh waktu  satu hari untuk menyelesaikan semuanya. Sedangkan penganimasian, itu dilakukan ketika ujian tengah semester berlangsung, sekitar empat jam, termasuk penggabungan beberapa scenes dan penggabungan soundtrack,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement