Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Buya Syafii: Mari Bersaudara dalam Perbedaan

Rabu 15 Apr 2015 03:00 WIB

Rep: c24/ Red: Dwi Murdaningsih

Mantan ketua umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif.

Mantan ketua umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif.

Foto: Republika/Tahta Aidilla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergumulan Islam di nusantara memakan waktu yang panjang dengan kegigihan para pendakwah agama Islam pada saat itu. Ada Wali Sogo yang mendakwahkan Islam dengan akulturasi budaya sehingga banyak masyarakat nusantara pada watu itu mau memeluk Islam tanpa dengan paksaan.

"Islam Jawa, Islam Gunung Kidul sah sah saja, selama masih dalam bingkai tauhid," ujar Ahmad Syafii Maarif saat acara Dialog Peluncuran Buku Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan, Selasa malam (14/4).

Ahmad Syafii Maarif atau akrab dengan sapaan Buya Syafii juga menjelaskan bahwa esensi ajaran tauhid selain mengajarkan tentang nilai-nilai ketuhanan juga mengirimkan pesan kemanusiaan.

Menurutnya orang Islam yang tidak manusiawi, tidak berbuat baik dengan sesama manusia, melakukan kejahatan, kekerasan terhadap sesama manusia walaupun berbeda keyakianan bukanlah orang yang bertauhid.

"Bersaudara dalam perbedaan, berbeda dalam persaudaraan," papar Buya Syafii.

Buya Syafii juga menjelaskan Islam lahir dan berkembang sepenuhnya dalam darah dan daging sejarah, tidak dalam kevakuman budaya. Sebagai agama sejarah, Islam telah, sedang, dan akan terus bergumul dengan ligkungan yang senantiasa berubah.

Menurutnya tujuan Islam adalah mengarahkan perubahan itu agar tidak tergelincir dari jalan lurus kenabian, dari jalan keadilan. Namun, seringkali Islam diasingkan dari persentuhan dengan fakta budaya dan sosial. Akibatnya Islam menjadi ahistoris dan gamang menghadapi perubahan dan gagal mengembangkan misinya menuntun peradaban.

Gagasan Buya dalam berislam dituangkan dalam buku "Islam Dalam Bingkai Keindonesia dan Kemanusia". Peluncuran buku ini merupakan salah satu rangkaian acara dari peringatan 80 tahun Ahmad Syafii Maaif.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler