Selasa 14 Apr 2015 13:33 WIB

UN Berbasis Komputer Minimalisasi Kecurangan

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Israr Itah
Siswa mengikuti Ujian Nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia berbasis komputer di SMKN 28, Jakarta Selatan, Senin (13/4).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Siswa mengikuti Ujian Nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia berbasis komputer di SMKN 28, Jakarta Selatan, Senin (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SINGARAJA -- Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta melakukan peninjauan pelaksanaan ujian nasional (UN) berbasis komputer atau computer based tests (CBT) ke SMK TI Global, Singaraja. Ini merupakan satu-satunya sekolah tingkat SMA/SMK di Bali yang mengimplementasikan sistem ujian baru ini.

Menurut Sudikerta, pelaksanaan UN berbasis komputer ini efektif meminimalisasi potensi kecurangan. Dia berharap akan lebih banyak sekolah di Bali yang menyerap sistem serupa pada kesempatan berikutnya.

"Ini bisa meminimalisir kecurangan. Pada saat sistem down sekalipun, data dipastikan masih tetap tersimpan," kata Sudikerta di Singaraja, Selasa (14/4).

Secara total, jumlah peserta UN tingkat SMA/SMK di Bali mencapai 54.818 siswa dari 405 sekolah. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Provinsi Bali, Tjokorda Istri Agung Kusuma Wardhani mengatakan dari 24 sekolah yang diajukan ke pusat, hanya satu sekolah yang menyanggupi pelaksanaan UN berbasis komputer.

"Ini dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana sekolah yang belum memadai, seperti kesiapan komputer dan jaringan internet," kata Wardhani.

Dia menambahkan, jika satu sekolah memiliki 300 peserta ujian, maka sekolah tersebut harus memiliki setidaknya 100 komputer atau sepertiganya. Sedangkan, masing-masing sekolah di Bali saat ini hanya memiliki 50 komputer.

Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen akan memaksimalkan penerapan sistem ujian yang baru ini pada kesempatan berikutnya mengingat pengelolaan SMA dan SMK di Bali akan dilimpahkan ke provinsi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement