Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Serunya Mahasiswa Surabaya Belajar Empat Pilar Sambil Outbond

Senin 06 Apr 2015 09:19 WIB

Red: Dwi Murdaningsih

Outbond mahasiswa di Surabaya dalam rangka sosialisasi empat pilar

Outbond mahasiswa di Surabaya dalam rangka sosialisasi empat pilar

Foto: MPR

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Berbagai masalah menghiasai panggung perpolitikan Indonesia. Masalah-masalah seperti kenaikan harga BBM, kekerasan atas nama agama, dicoba diselesaikan oleh mahasiswa di Surabaya. Selain di kelas, mahasiswa juga mendapatkan simulasi-simulasi melalui dengan metode outbond. 

Selama dua hari, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) mencoba memberikan sosialisasi empat pilar dengan metode outbond dan diskusi kelompok. Acara ini diikuti oleh seratusan mahasiswa. Setelah selama dua hari diberikan materi didalam kelas, peserta sosialisasi 4 pilar MPR ini kemudian diajak untuk mengimplementasikan nilai-nilai yang diperoleh ke dalam berbagai permainan dalam outbond. 

 

Pada permainan pertama, peserta diajak mmebuat logo bendera dan yel masing-masing kelompok, kemudian dilanjutkan berjalan kelompok dengan cara memindahkan potongan karpet untuk berpijak. Hal ini bertujuan untuk melatih kerjasama dan kekompakan dalam tim. Permainan ketiga yaitu berjalan menggunakan tongkat egrang yang telah diikat dengan tali. Masing-masing kelompok harus berjalan dengan tongkat egrang tersebut dengan jarak kurang lebih 20 meter. Hal ini dimaksudkan untuk melatih keseimbangan, kecepatan dan kerjasama dalam kelompok. 

 

Permainan dilanjutkan dengan mengisi pipa yang telah dilubangi dengan air agar bola dalam pipa tersebut dapat muncul kepermukaan. Para peserta tiap kelompok dituntut kekompakannya agar air tidak keluar dari pipa dan bola dari dalam pipa bisa segera muncul.

 

Di permainan terakhir, tiap kelompok diharuskan berjalan dengan membawa lilin sedang anggota kelompok lain berusaha memadamkan lilin lawan dengan melempar plastik yang telah diisi air. Perlindungan terhadap lilin mutlak diperlukan sehingga serangan dari pihak lawan dapat digagalkan. Nilai yang dapat diperoleh dalam permainan ini yaitu strategi dari pemimpin, kerjasama dalam tim dan bagaimana cara menangkis serangan dari pihak luar. 

 

Kepala biro persidangan MPR Muhammad Rizal mengatakan banyak pelajaran yang diambil dari tiap permainan ini. Menurut dia, semua orang perlu untuk selalu fokus dalam tujuan, merencanakan apa yang akan dilaksanakan dan implementasi dengan benar. Lebih lanjut Rizal menyatakan telah terjadi peningkatan pemahaman peserta Tentang 4 Pilar, dari sebelumnya nilai rata-rata peserta yaitu 59,18 setelah diberikan materi oleh para narasumber, rata-ratanya menjadi 61,88. 

 

Hanis, salah seorang peserta outbond ini menyatakan pentingnya acara seperti ini bagi generasi muda. "Tadinya saya tidak mengenal 4 pilar, namun setelah mengikuti acara ini saya jadi tahu tentang 4 pilar", ujar mahasiswi dari unitomo ini. 

 

Kegiatan ini diakhiri dengan upacara penutupan. Wakil ketua MPR Hidayat Nur Wahid  mengatakan kegiatan ini merupakan respon dari mahasiswa pendahulu  di tahun 1998 yang menuntut dilakukannya amandemen UUD NRI Tahun 1945. "Yang kemudian oleh MPR direspons dengan melakukan amandemen ditahun 1999-2002. Amandemen yang telah dilakukan oleh MPR menyebabkan perubahan jumlah baik itu bab, pasal maupun ayat. Untuk itu MPR diberikan mandat oleh UU  untuk mensosialisasikannya ke seluruh lapisan masyarakat" ujar dia.

 

 

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler