Kamis 26 Mar 2015 08:06 WIB

IWAPI: Pendidikan Wirausaha Harus Masuk ke Sekolah Dasar

Rep: Andi M Ikhbal/ Red: Indah Wulandari
Dewi Motik.
Foto: Republika/Yogi Ardhi/ca
Dewi Motik.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) mendorong sekolah dasar (SD) mulai mengajarkan kewirausahaan kepada muridnya.

“SD itu jangan hanya belajar soal pengetahuan saja. Coba terapkan wirausaha,” kata Ketua Umum IWAPI Dewi Motik, Kamis (26/3).

Ia mengatakan, bila sejak dini ada pembelajaran mengelola usaha, tak perlu repot mencari lapangan kerja nanti. Apalagi masyarakat di pedalaman daerah yang belum tentu menyelesaikan jenjang pendidikan mereka.

Misalnya, anak-anak domisili dekat pelabuhan harus paham bagaimana cara mengawetkan ikan. Sedangkan daerah yang punya produk lokal unggulan, seperti selai pisang atau manisan mangga, perlu ditularkan ilmunya ke pelajar-pelajar SD.

Menurut dia, solusi ini menjadi alternatif bagi masyarakat berpendidikan rendah. Apalagi ketersediaan lapangan kerja tak sebanding dengan pelamar kerja. Pun mereka rata-rata mengantongi ijazah hingga SMA atau sarjana.

“Jangan lagi harapkan pemerintah. Sekarang yang penting harus berusaha sendiri saja,” ujar pengusaha wanita yang baru menerima penghargaan PBB medio Maret lalu.

Berdasarkan data BPS 2014, lama rata-rata sekolah perempuan lebih pendek ketimbang laki-laki. Mereka menghabiskan waktu belajarnya hanya 7,9 tahun dan laki-laki 8,6 tahun. Penduduk tidak bersekolah rentang 2009 – 2012 juga didominasi kaum hawa.

Berdasarkan kondisi demografi, ada 11,7 persen perempuan di pedesaan tak sekolah, laki-laki (5,3 persen). Sedangkan perkotaan, wanita (5,3 persen) dan laki-laki (1,8 persen).

“Selama kondisi masih seperti ini, pemerintah tidak akan bisa menghentikan urbanisasi pencari kerja dan TKW ke luar negeri,” tutup pendiri IWAPI ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement