Thursday, 9 Syawwal 1445 / 18 April 2024

Thursday, 9 Syawwal 1445 / 18 April 2024

Ini Rumus Bentengi Budaya dan Pemikiran Asing

Rabu 25 Mar 2015 20:00 WIB

Rep: c82/ Red: Dwi Murdaningsih

Wakil Ketua MPR Mahyudin saat tampil menjadi narasumber dalam diskusi yang diadakan pengurus wartawan parlemen di press room parlemen, Jakarta, Kamis (19/3).  (foto : dok. MPR RI)

Wakil Ketua MPR Mahyudin saat tampil menjadi narasumber dalam diskusi yang diadakan pengurus wartawan parlemen di press room parlemen, Jakarta, Kamis (19/3). (foto : dok. MPR RI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Mahyudin ikut menyentil bahayanya ancaman yang diberikan kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah. Apalagi, kata Mahyudin, secara aktif mereka terus merekrut  anggota baru dan menyatakan kesanggupannya untuk menampung warga Negara diseluruh dunia. 

 

"ISIS merupakan salah satu bentuk ancaman dan tantangan bagi bangsa Indonesia di era modern ini," kata Mahyudin saat pembukaan acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di hadapan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Rabu (25/3).

 

Dalam acara tersebut, dua orang narasumber turut menyampaikan pemikirannya, yaitu anggota MPR dari Fraksi PKB Lukman Edy dan anggota MPR dari Fraksi Partai Golkar Samsul Bahri.

 

Selain ISIS, Mahyudin mengatakan, Indonesia juga menghadapi ancaman dari maraknya budaya dan pemikiran asing yang masuk ke dalam negeri. Arus informasi yang bergerak begitu bebas, lanjutnya, membuat setiap informasi bisa keluar masuk ke seluruh sendi masyarakat.

 

"Mulai dari desa hingga ke kota, dari anak-anak sampai orangtua. Padahal, tidak semua masyarakat bisa menyaring informasi yang diterimanya dan mampu memilah mana yang baik dan buruk. Karena itu tidak mengherankan jika saat ini banyak anggota masyarakat yang terperosok dan masuk menjadi anggota  ISIS," jelasnya.

 

Untuk menghadapi ancaman dari budaya dan pemikiran asing, Mahyudin mengajak seluruh masyarakat untuk terus berpegang pada Empat Pilar MPR RI. Keempat pilar tersebut, yakni Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara, UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara dan Ketetapan MPR RI, NKRI sebagai bentuk Negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan Negara.

 

“Untuk menghadapinya dibutuhkan kekuatan moral, agar nilai-nilai yang datang dari luar tidak merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Moral yang kuat juga bisa memagari turunnya nilai-nilai budaya lokal yang sesuai dengan kondisi Indonesia," kata Mahyudin.

 

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler