Selasa 10 Mar 2015 18:51 WIB

Kemenag Sesalkan Madrasah Ibtidaiyah tak Bisa Ikut OSN

Rep: c83/ Red: Damanhuri Zuhri
Kini makin banyak madrasah yang memiliki keunggulan dan mampu menjadi alternatif pendidikan. (Ilustrasi)
Foto: Antara
Kini makin banyak madrasah yang memiliki keunggulan dan mampu menjadi alternatif pendidikan. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kementerian Agama menyayangkan sikap panita Olimpiade Sains Nasional (OSN) Semarang yang melarang tiga Madrasah Ibtidaiyah (MI) untuk mengikuti kompetisi tingkat provinsi.

Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin mengatakan pihak Kemenag berharap siswa madrasah berprestasi tersebut diikutsertakan dalam kompetisi tingkat provinsi.

Ini dikarenakan, para siswa telah berhasil menjuarai tingkat kabupaten dan memiliki semangat untuk melakukan kompetisi secara objektif.

Ia melanjutkan, pihak Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Islam akan segera mengadakan komunikasi dengan pihak Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kemendikbud untuk membahas permasalahan ini.

Selain itu, Menteri Agama juga akan melakukan komunikasi dengan Mendikbud. Dengan Komunikasi ini, diharapkan dapat memberikan solusi terbaik.

"Alasan teknis ini juga patut dipertanyakan. Yang punya bangsa kan kita semua rakyat indonesia termasuk madrasah. Saya sebagai Dirjen sangat berharap panitia memberi kesempatan kepada anak kita yang berprestasi," ujar Kamaruddin Amin kepada Republika, Selasa (10/3).

Menurutnya, aturan yang menyebutkan peserta OSN hanyalah untuk siswa SD hanyalah bersifat teknis. Sehingga dimungkinkan untuk diubah. Ia berpendapat, mungkin saja pada saat penyusunan peraturan panitia tidak melakukan pertimbangan secara menyeluruh.

Dirjen berharap permasalahan ini segera diatasi. Karena semua anak bangsa baik yang di sekolah umum atau madrasah berhak untuk memperoleh kesempatan dalam melakukan aktualisasi diri.

Ia menambahkan, kasus ssperti ini merupakan pertama kali yang diterima Kemenag. Sebelumnya, Kemenag tidak pernah mendapatkan laporan kasus serupa. Ia mengatakan, banyaknya anak madrasah yang berprestasi di tingkat nasional dan internasional tentu akan menjadi kebanggaan.

"Pasti bangga. Anak madrasah yang juara nasional dan internasioanl itu banyak. Jadi kami sangat bangga (prestasi madrasah) dan kecewa kalau mereka tidak dilibatkan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement