Rabu 04 Mar 2015 14:00 WIB

UII Sumpah 100 Apoteker

Rep: Heri Purwata/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang apoteker tengah menata obat obatan yang tersedia di apotik dalam Rumah Sehat Masjid Agung Sunda Kelapa, jakarta, Senin (2/4). (Republika/Agung Supriyanto)
Seorang apoteker tengah menata obat obatan yang tersedia di apotik dalam Rumah Sehat Masjid Agung Sunda Kelapa, jakarta, Senin (2/4). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Apoteker diminta agar bisa mendidik masyarakat agar dapat menggunakan obat secara baik dan tepat. Apoteker juga harus bisa menjamin obat yang beredar di masyarakat berkualitas baik dan aman dikonsumsi.

Demikian pesan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Harsoyo ketika mengambil sumpah 100 apoteker lulusan Prodi Profesi Apoteker. Angkatan XXIV, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) di Yogyakarta, Rabu (4/3). Hingga saat ini UII telah meluluskan apoteker 2.427 orang.

Hingga saat ini, kata Harsoyo, Indonesia masih dihadapkan berbagai masalah di bidang kefarmasian. Banyak obat palsu dan ilegal yang berasal dari dalam dan luar negeri. Kondisi ini dikuatirkan akan mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat. "Salah satunya, obat-obat tradisional dari Tiongkok dan produksi dalam negeri," kata Harsoyo.

Kondisi ini, kata Harsoyo, peran apoteker menjadi sangat penting untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar masyarakat lebih memahami secara utuh penggunaan obat yang sebenarnya. "Sinergitas antara apoteker dengan pemerintah menjadi suatu hal yang sangat penting. Pemerintah dan apoteker berkewajiban untuk menjamin obat yang beredar di masyarakat berkualitas baik dan aman dikonsumsi, sera tidak membahayakan bagi kesehatan masyarakat," kata Harsoyo.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement