Senin 09 Feb 2015 12:53 WIB

Ukhuwah

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, Saman dan Kalam (bukan nama sebenarnya) membuka sebuah toko. Alhamdulillah, selama bertahun-tahun tokonya mengalami kemajuan. Namun, saat tahun di mana cerita ini saya dapatkan, tokonya Salman dan Kalam cenderung bakal tutup. Penyebabnya karena pendapatan tokonya mengalami penurunan yang sangat drastis.

Apakah hal ini disebabkan karena banyaknya kompetitor (pesaing)? Atau, karena SDM yang mengelola toko tersebut tidak mumpuni? Atau, karena barang-barangnya sekarang jelek-jelek? Apakah karena harganya yang mahal? Atau, karena sekarang banyak toko-toko baru yang dibangun dan mendekati pemukiman masyarakat?

Kalau dulu pasar, mal-mal, dan swalayan nggak banyak. Sekarang ini, pasar, mal, swalayan, dan toko-toko begitu banyak maka bisa jadi semua asumsi di atas ada benarnya. Tetapi tunggu dulu. Tidakkah penyebab yang satu ini juga sangat perlu dilihat? Bila benar maka kudu dibenahi. Lalu liat lagi, ada pengaruhnya nggak? Berubah normal lagi nggak? Berubah bagus lagi nggak?

Apakah satu hal itu? Ternyata, hubungan Salman dan Kalam  mulai kurang baik. Hal itu sudah berlangsung lebih satu tahun. Bahkan, keduanya sudah mulai tidak bertegur sapa. Mereka yang semula berkongsi sangat baik, namun silaturahim antarkeduanyan kurang bagus. Bahkan, sangat jelek. Mereka berdua bahkan sudah sampai tahap mengajak keluarga untuk ikut saling membenci.

Secara dunia, yakni, secara bisnis, tentu ada pengaruhnya dari hubungan yang buruk itu. Salah satunya, mereka nggak lagi mengurus toko itu secara bersama-sama. Akhirnya bisa ditebak, tokonya ya merosot. Andai silaturahim cakep, mereka tentu bisa ngeteh bareng, ngopi bareng, dan memikirkan solusinya agar toko mereka tambah maju. Atau, bahkan membuka peluang bisnis yang baru. Secara rezeki, Allah SWT Maha Luas rezeki yang diberikan kepada makhluk-Nya.

Karena itulah, Rasulullah ngingetin banget. Allah juga mengingatkan, jaga persatuan. Jaga ukhuwah. Jaga pertemanan. Jaga persahabatan. Jaga persaudaraan. Apalagi seagama, sebangsa, se-Tanah Air, senegara. Wong silaturahim saja perlu dijaga kok oleh masing-masing individu, bangsa, dan negara, sedunia. Bukan hanya antarpribadi Salman dan Kalam.

Ingatlah, Allah janji, jika kita mau selalu bersama dan senantiasa dekat dengan Allah (takwa), niscaya Allah akan tambah berkah. Bukan hanya kepada individu, tapi sebangsa, senegara, bahkan sedunia. “Seandainya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa kepada Allah, niscaya Kami bukakan bagi mereka pintu segala keberkahan dari langit dan bumi.” (QS al-A'raf: 96).

Tetapi, bila silaturahim kita buruk, terkoyak, apalagi sampai hancur maka Allah akan mencabut keberkahan itu. Rezeki yang diberikannya juga akan berkurang.

Oleh karena itu, mari kita jaga ukhuwah, persatuan, dan silaturahim agar Allah SWT senantiasa memberi keberkahan pada kita, dan bangsa ini. Insya Allah, salah satu kebaikan silaturahim adalah bertambahnya umur dan rezeki.

Nah, sekarang kita liat diri kita, bangsa, keluarga, pertemanan, dan persaudaraan kita. Tentu yang banyak tampak adalah pertikaian demi pertikaian, perselisihan dan perselisihan, keributan, ketidakharmonisan, dan permusuhan. Sebagiannya sudah menjelma menjadi “peperangan” di beberapa bagian bumi Allah.

Akan halnya negeri kita ini, semoga Allah senantiasa memberikan kebaikan. Salah satunya, jaga silaturahim, jaga ukhuwah, jaga persaudaraan, jaga persatuan agar Allah tidak mencabut keberkahan dari negeri yang kita cintai ini. Amiin. 

Oleh Ustaz Yusuf Mansyur

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement