Jumat 06 Feb 2015 05:24 WIB

Terlalu Banyak Jogging Sama Buruknya Dengan Tidak Berolahraga

Rep: C01/ Red: Julkifli Marbun
Jogging.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Jogging. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa terlalu banyak berjogging sama buruknya dengan tidak berolahraga sama sekali. Penelitian ini dimuat dalam Jurnal Perguruan Tinggi Amerika tentang Kardiologi.

Dalam meneliti hal ini, para peneliti melibatkan lebih dari 1.000 orang-orang sehat yang gemar berjogging maupun yang tidak. Penelitian ini sendiri berlangsung selama 12 tahun. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mereka yang berjogging dengan kecepatan yang tetap dan tidak lebih dari 2,5 jam per minggu memiliki resiko kematian lebih rendah. Sedangkan mereka yang berjogging lebih dari empat jam dalam seminggu dan mereka yang sama sekali tidak berolahraga memiliki resiko kematian tertinggi.

Sejauh ini, para peneliti masih belum bisa memastikan apa yang menyebabkan hal ini terjadi. Akan tetapi, para peneliti memperkirakan perubahan yang dialami jantung selama olahraga ekstrim memiliki peranan terkait hasil penelitian ini. Salah satu peneliti dari Rumah Sakit Frederiksberg di Copenhagen, Jacob Louis Marott, menyatakan bahwa seseorang tidak perlu berolahraga terlalu keras untuk mendapatkan tubuh yang sehat.

"Di seluruh dunia, belum ada anjuran terkait batas maksimal dalam berolahraga. Meski begitu, mungkin saja sebenarnya ada (batas maksimal dalam berolahraga)," terang Jacob Louis Marott seperti dilansir BBC.

Dalam laporan penelitian tersebut juga dijelaskan bahwa olahraga berat yang dilakukan dalam jangka panjang dapat menyebabkan perubahan struktural patologis pada jantung dan pembuluh-pembuluh darah atau arteri. Perawat jantung senior di Yayasan Jantung Inggris, Maureen Talbot, menyatakan bahwa jogging yang ringan maupun sedang memiliki manfaat lebih banyak dibandingkan tidak berolahraga ataupun berjogging dengan intensitas tinggi.

"Pedoman nasional menganjurkan kita untuk melakukan olahraga berintensitas sedang selama 150 menit per minggunya," jelas Maureen Talbot.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement