Kamis 05 Feb 2015 14:11 WIB

Dosen UM Magelang Presentasi Atasi Nyeri Persalinan di India

Rep: Heri Purwata/ Red: Indah Wulandari
Pemerintah memberikan persalinan gratis/ilustrasi
Pemerintah memberikan persalinan gratis/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,MAGELANG--Dosen Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang, Jawa Tengah Heni Setyowati memaparkan cara tradisional mengatasi nyeri saat persalinan di Manipal University, Karnataka, India, beberapa waktu lalu.

Konferensi bertema “Evidence Informed Practice: An Approach to Healthcare Reform” ini dihadiri ratusan partisipan dari berbagai negara.

"Beberapa daerah di Indonesia memiliki cara tradisional untuk mengatasi nyeri saat bersalin. Kemampuan tersebut diinformasikan dan diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya," kata Heni, Kamis (5/2).

Dijelaskan Heni, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN yang lain. Salah satu penyebabnya, partus macet yang berhubungan dengan kecemasan, stres dan nyeri yang dirasakan ibu yang melahirkan.

Heni telah melakukan penelitian terhadap cara  menghindari dampak tindakan mengatasi nyeri persalinan yang bisa membahayakan ibu dan janin. Ternyata ada cara tradisional untuk mengatasi nyeri pada persalinan yang dipengaruhi budaya, nilai-nilai dan keyakinan masyarakat Jawa.

Heni yang sedang menyelesaikan studi Doktor di Universitas Indonesia itu memaparkan cara tradisional mengatasi nyeri selama persalinan.

Studi yang dilakukan di Jawa Tengah mengungkapkan, para ibu bersalin  telah melakukan berbagai upaya secara fisik, psikososial dan spiritual untuk mengatasi nyeri persalinan. Di antaranya, mengelus-elus perut, menahan rasa nyeri, berdoa dan sabar.

Selain itu, ada cara lain mengatasi rasa nyeri, yaitu makan gula merah, tebu, minum minyak kelapa yang diletakkan di daun talas, menggosok-gosok tepi tempat tidur dan pintu kamar, serta membuka semua pintu rumah yang diyakini apabila semua pintu terbuka maka pintu jalan lahir juga akan terbuka sehingga persalinan segera terjadi.

Dalam kesempatan tersebut juga mempresentasikan hasil penelitiannya tentang pembuatan alat Pain Digital Acupressure (PDA) dan pengaruhnya untuk mengatasi rasa nyeri dan lama persalinan.

Dengan dana hibah dari Dirjen Dikti sebesar Rp 230 juta, Heni  dan tim berhasil menciptakan alat PDA untuk mengatasi nyeri persalinan dan mempercepat proses persalinan.

Setelah dilakukan penelitian terhadap 38 orang kelompok PDA dan 38 orang kelompok kontrol,  disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penurunan skala nyeri sebelum dan setelah dilakukan tindakan pemasangan alat PDA pada 30 menit pertama, 30 menit kedua dan 30 menit ketiga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement