Rabu 04 Feb 2015 07:40 WIB

Menkes Ingatkan Pergantian Musim Masa Paling Rawan Penyakit

Sejumlah anak pasien demam berdarah (DB) menjalani perawatan ruang anak RSUD Indramayu, Jawa Barat, Jumat (30/1).
Foto: Antara
Sejumlah anak pasien demam berdarah (DB) menjalani perawatan ruang anak RSUD Indramayu, Jawa Barat, Jumat (30/1).

REPUBLIKA.CO.ID, Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengingatkan kembali pergantian musim sangat rawan bagi merebaknya penyakit menular seperti demam berdarah dengue (DBD). DBD bahkan yang saat ini telah dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB) di Jawa Timur.

"Kami prihatin dengan adanya KLB demam berdarah tapi sudah dari jauh hari kami mengingatkan pergantian musim ini jumlah nyamuk meningkat dan (untuk DBD) ada siklus lima tahunan," ujar Menkes di Jakarta, Selasa (3/2).

Selain DBD, penyakit-penyakit yang ditularkan oleh vektor binatang juga seringkali meningkat jumlah kasusnya pada pergantian musim antara hujan dan kemarau dan sebaliknya. "Satu lagi kami ingatkan, selepas banjir biasanya rawan leptospirosis," ujar Menkes.

Jika DBD ditularkan oleh nyamuk maka leptospirosis ditularkan oleh air kencing tikus yang hanyut dalam air banjir.

Sanitasi lingkungan serta higienitas pribadi menjadi kunci dari pencegahan penularan penyakit-penyakit tersebut sehingga masyarakat diimbau untuk tetap menjaga kebersihan dan melakukan langkah-langkah lain yang dibutuhkan sebagai antisipasi penularan.

Sebanyak 95 persen kabupaten/kota diseluruh Indonesia masih endemis DBD sehingga tindakan pencegahan sangat dibutuhkan untuk mencegah korban semakin banyak berjatuhan akibat penyakit tersebut.

Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) saat ini dinilai masih merupakan cara paling efektif untuk mengurangi populasi nyamuk yaitu dengan menguras tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air, menutup tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air dan mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.

Selain itu juga diharapkan melakukan tindakan Plus yaitu segala bentuk kegiatan pencegahan seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk dan lain-lain.

Sebanyak 23 kabupaten/kota di Jawa Timur telah menetapkan status KLB bagi DBD dengan meningkatnya jumlah korban sejak sebulan terakhir. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes M Subuh memastikan seluruh RS sudah memahami tata laksana kasus DBD sehingga akan dapat mengatasi KLB.

Subuh juga mengungkapkan laporan terbaru dari Jawa Timur telah menunjukkan adanya penurunan jumlah kasus DBD di daerah tersebut. "Penurunan kasus sudah terjadi, minggu lalu jumlah kasus tercatat 17-18 kasus perhari namun minggu ini jumlah kasus menurun hingga 3-4 kasus perhari," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement