Rabu 04 Feb 2015 05:18 WIB

14 Kader Muda NU Lanjutkan Studi di Arab Saudi

Rep: wachidah handasah/ Red: Damanhuri Zuhri
Pintu gerbang kampus Universitas Ummul Qura di Makkah
Foto: Al-Ahbar Al-Arab
Pintu gerbang kampus Universitas Ummul Qura di Makkah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 14 kader muda Nahdhatul Ulama dari Lajnah/Lembaga Pendidikan Tinggi PBNU (LPT-PBNU) akan melanjutkan studi di Riyadh, Arab Saudi. Mereka direncanakan bertolak ke Riyadh, 8 Februari.

Para kader muda tersebut diterima Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saefuddin di ruang kerjanya di Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta, Jumat (30/1). Sebanyak 14 kader muda NU tersebut berasal dari berbagai daerah di Tanah Air.

Satu orang melanjutkan ke jenjang pendidikan S-1, tujuh orang studi S-2, dan enam orang akan menyelesaikan program doktoral.

Dari 14 orang tersebut, hanya dua orang yang belajar ilmu keislaman, sisanya mengambil konsentrasi studi di bidang bahasa, manajemen, fashion, desain, serta bidang lainnya.

Dalam pertemuan tersebut, Menag berpesan agar para calon mahasiswa tersebut bisa membangun relasi sebanyak dan sebaik mungkin. "Yakinlah, apa yang kita tanam, suatu saat nanti kita pasti akan memetik hasilnya,'' kata Menag.

Ia menambahkan, ''Banyak lulusan luar negeri dengan nilai memuaskan, namun gagal ketika berkiprah di masyarakat. Pun, tidak sedikit senior kita yang tidak lulus kuliah di luar negeri, namun mampu memberi banyak manfaat," pesan Menag, seperti dilansir laman resmi Kemenag.

Untuk itu, lanjut Menag, selain belajar dengan serius dan tekun, mereka juga diharapkan membangun relasi, baik dengan mahasiswa dari negara lain maupun mahasiswa Indonesia.

''Hal ini penting mengingat 10-15 tahun ke depan, kemungkinan teman kita atau kita memegang peranan penting di negaranya masing-masing.''

Menag juga mengingatkan para calon mahasiswa itu untuk memanfaatkan media sosial dan internet. ''Media tersebut bisa kita jadikan alat mengenal dunia luar yang luas dan tak terbatas. Syukur-syukur, di bidang yang kita pelajari, kita mampu berkontrubisi aktif dalam pemikiran.''

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement