Senin 02 Feb 2015 18:12 WIB

Ini Pentingnya Pendidikan Keuangan Masuk Dalam Materi Pelajaran

Rep: C78/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Mendikbud Anies Baswedan berselfie ria dengan beberapa pelajar seusai upacara pada peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-69 di halaman kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa (25/11).   (dok. Kemendikbud/Ridwan Maulana)
Mendikbud Anies Baswedan berselfie ria dengan beberapa pelajar seusai upacara pada peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-69 di halaman kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa (25/11). (dok. Kemendikbud/Ridwan Maulana)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Pendidikan keuangan dan lembaga jasa keuangan dianggap perlu ditanamkan sejak dini. Karenanya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merasa perlu memulainya secara formal, dengan memasukkan materi tentang literasi keuangan ke dalam materi pelajaran sekolah.

Pengemasannya pun harus menyenangkan sekaligus memahamkan, agar pelajar paham bagaimana mengelola keuangannya sendiri dengan benar. “Sebab pelajar juga mesti memiliki skill finansial, di samping juga harus punya skill di bidang ICT dan wirausaha,” kata Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pengembangan Mutu Pendidikan (BPSDM-PMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Abi Sujak, ROL, Senin (2/2). 

Pengetahuan akan keuangan bagi pelajar, lanjut dia, sangat penting di abad 21 ini. Pelajar jangan hanya tahu soal bagaimana menghabiskan uang untuk kebutuhan konsumtif, tapi juga harus dapat mengelolanya untuk kebutuhan di masa depan.

Dikatakannya, ke depan ada banyak hal yang mesti dilakukan dalam menghadapi obyek literasi dari mulai guru hingga siswanya. “Kita punya 280 ribu sekolah dan 3,5 juta guru, yang mesti diperhatikan, literasi keuangan harus bisa menerjemahkan konteks belajar disesuaikan dengan kebutuhan anak didik,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement