Sabtu 24 Jan 2015 17:42 WIB

Bagaimana Cara Mencegah Penularan HIV/AIDS pada Anak? (2-habis)

Rep: c73/ Red: Mansyur Faqih
AIDS, ilustrasi
AIDS, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lalu, langkah apa yang bisa dilakukan pada bayi? Salah satu pendiri Yayasan Spiritia yang bergerak dalam penanganan HIV/AIDS, Chris W Green, menjelaskan setelah lahir pada usia 4-6 pekan bayi sebaiknya diberikan profilaksis ARV. Jenis obat yang diberikan bisa berbentuk sirup. 

Diharapkan, risiko tertular HIV pada bayi yang lahir bisa dicegah. Profilaksis ARV diberikan pada bayi hingga ia didiagnosis mengidap HIV. Setelah positif terinfeksi HIV, anak kemudian dapat diberikan obat terapi ARV.

Ibu mewariskan antibodi HIV pada bayi yang dilahirkan. Karena itu, bayi yang lahir dari ibu penderita HIV memerlukan tes darah secara detail, hingga ada penanganan lebih dini. 

Tes atau pemeriksaan virus, dapat dilakukan saat bayi berusia dua pekan setelah dilahirkan. Jika sebelum usia 18 bulan bayi terdeteksi memiliki antibodi HIV, kemungkinan itu adalah antibodi bawaan dari sang ibu. Selanjutnya, pemeriksaan antibodi dapat dilakukan saat bayi berusia sembilan bulan.

Jika pada usia 18 bulan, bayi dideteksi reaktif dengan antibodi HIV, maka bisa dipastikan itu adalah milik tubuhnya sendiri. Dalam hal ini, dapat dipastikan anak terinfeksi HIV. 

Chriss menjelaskan, tes untuk mengetahui apakah bayi terinfeksi HIV sulit dilakukan. Penyakit dapat terdeteksi pada usia sembilan bulan, dan kemungkinan harus menunggu hingga usia 18 bulan.

Anak yang terinfeksi HIV, paling rentan mengalami kematian dalam dua tahun pertama. Karena itu, spesialis anak bisa mengambil risiko dengan melakukan diagnosis presumtif, berdasarkan tes reaktif (positif HIV) dan gejala yang dialami anak. Dalam hal ini, anak yang belum bisa diketahui pasti terinfeksi HIV, dapat diberikan terapi obat ARV pada usia 3-4 bulan.

Selain itu, pada masa menyusui sebaiknya bayi diberikan asi ekslusif pada enam bulan pertama. Pemberian asi sebaiknya tidak dicampur dengan pemberian susu formula.

Untuk pemberian ARV pada anak dilakukan oleh dokter spesialis anak. Pengobatan dapat dilakukan di rumah. Di samping itu, anak sebaiknya melakukan pemeriksaan setiap bulannya dengan didampingi orang tuanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement