Senin 12 Jan 2015 16:35 WIB

FSGI: Program E-Sabak Tunjukkan Kemendikbud tak Paham Lapangan

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Anies Baswedan
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menilai rencana Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Indonesia, Anies Baswedan tak paham kondisi lapangan. Hal ini karena Anies berencana mengganti buku pelajaran yang menggunakan kertas dengan electronic book atau disebut E-Sabak.

Sekretaris Jenderal FSGI, Retno Listyarti mengatakan, rencana program E-Sabak itu mirip dengan prinsip program Anies Baswedan sebelumnya, yaitu Indonesia Mengajar, dimana sasarannya daerah terluar, tertinggal, dan terdepan (3T). Namun, kata dia, ketika Anies mengimplementasikan program ini artinya Mendikbud tidak mengetahui situasi di lapangan.

“Karena sekolah yang berada di wilayah 3T itu rata-rata belum memiliki aliran listrik. Padahal, tablet (E-Sabak) harus menggunakan listrik,” katanya, kepada Republika, di Jakarta, Senin (12/1). Retno menambahkan, mengalirkan listrik ke sekolah bukan perkara gampang, karena ini harus diatasi secara lintas sektoral.

Untuk itu, di desa-desa atau wilayah 3T itu harus dipasang tiang-tiang listrik kalau ingin sekolahnya memiliki jaringan listrik. Tentunya, kata dia, pengadaan listrik ini dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

Persoalan kedua, kata dia, mengubah budaya pegang buku dengan budaya pegang tablet E-Sabak bukan perkara mudah. Ketiga, jika terkait anggaran, bisa juga diduga ada kepentingan proyek. Mulai dari jasa provider sampai penyediaan tablet.

“Anies harus transparan memaparkan kepada publik apakah program e-Sabak ini sudah dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015?,” katanya. Ia juga menantang Anies menunjukkan perbandingan biaya jika mendistribusikan buku pelajaran dengan biaya kirim tablet. Yang tak kalah penting, kata dia, apakah Mendikbud sudah memikirkan biaya perbaikan jika tablet rusak.

“Kemudian dimana tempat untuk memperbaiki tablet itu?” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement