Senin 12 Jan 2015 15:35 WIB
Pembenahan PSSI

Tim Sembilan Banjir Dukungan

Netizen meminta Menpora Imam Nahrawi berani membekukan PSSI.
Foto: Republika
Netizen meminta Menpora Imam Nahrawi berani membekukan PSSI.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA - Meski Komisi Disiplin (Komdis) PSSI sudah menjatuhkan hukuman kepada para pelaku sepak bola gajah, suporter PSS Sleman, Slemania, tetap tidak puas dengan keputusan tersebut. Menurut Slemania, Komdis tidak transparan dalam mengusut kasus tersebut.

Selain bakal menyerahkan bukti-bukti terbaru terkait sepak bola gajah yang melibatkan PSS kepada Tim Sembilan, Slemania juga akan melanjutkan insiden konyol itu ke ranah hukum melalui pihak kepolisian. Hanya, langkah tersebut akan menunggu masukan dari Tim Sembilan.

"Jika ada penilaian dari Tim Sembilan bahwa kasus ini mengarah ke tindak pidana, kami akan segera melaporkannya ke pihak berwajib. Ini menandakan kami tidak main-main dalam memberantas mafia sepak bola," tegas Ketua Umum Slemania Lilik Yulianto saat dihubungi //Republika//, Ahad (11/1).

Slemania menganggap kejahatan dalam sepak bola sangat serius dampaknya. Maka, untuk membuat jera para mafia, hukuman yang paling setimpal adalah penjara.

Lilik menilai, PSSI terkesan melindungi para mafia tersebut. Ini dibuktikan dengan tidak adanya tindak lanjut dari PSSI untuk mengusut tuntas kasus sepak bola gajah. Ia pun mengaku lebih mendukung Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dengan Tim Sembilan bentukannya.

"Jujur, kami lebih percaya kepada mereka (Tim Sembilan-Red) dibanding Komdis untuk mengusut sepak bola gajah. Saya harap mereka berani untuk memberantas mafia sepak bola walaupun harus berhadapan dengan PSSI," kata Lilik.

Apalagi, dalam kongres tahunan PSSI pekan lalu sama sekali tidak dibahas terkait insiden yang terjadi pada babak delapan besar Divisi Utama 2014 itu. Hal itu semakin memperkuat dugaan pihaknya jika PSSI tidak benar-benar serius mengusut kasus yang memalukan nama Indonesia di kancah internasional tersebut.

Apalagi, saat kongres yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta, tersebut, Manajer PSS Sleman Supardjiono turut hadir. Hal itu, diakui Lilik, membuat pihaknya sakit hati. Hal itu disebabkan berdasarkan bukti yang ditemukan tim investigasi Slemania, Supardjiono merupakan aktor intelektual kasus sepak bola gajah.

Sama seperti Slemania, suporter fanatik PSIS Semarang, Panser Biru, juga optimistis Tim Sembilan mampu mengurai benang kusut di tubuh sepak bola Indonesia. Ketua Panser Biru Mario Baskoro meminta Tim Sembilan dan menpora untuk terus maju sesuai dengan agendanya.

Persoalan pertentangan dari pihak PSSI diharapkan tidak membuat Tim Sembilan mengabaikan semua harapan dari masyarakat pencinta sepak bola Tanah Air. "Tim Sembilan jangan kendur, maju terus," ujarnya.

Menurutnya, pemerintah harus lebih tegas menunjukkan wewenangnya. Siapa pun yang mengemban misi negara, harus kooperatif dan tunduk pada peraturan negara.

Banyak persoalan di tubuh sepak bola Indonesia, ujar Mario, mulai dari mafia, sepak bola gajah, hingga merosotnya performa tim nasional. Menurutnya, PSSI sejauh ini belum mampu mengurai masalah tersebut dan membawa solusi berarti untuk pembenahan. Menurutnya, yang terpenting adalah PSSI mau membuka diri kepada pemerintah. "Hasil ini akan membawa manfaat untuk bangsa Indonesia," ujarnya.

Dukungan dari Madura

Sementara itu, dukungan untuk Tim Sembilan juga datang dari Madura. Aliansi Suporter Madura Bersatu berharap perlawanan PSSI lewat Forum Asosiasi Provinsi (Asprov) tidak merontokkan semangat tim bentukan Menpora Imam Nahrawi tersebut. "Tidak ada alasan lain untuk Tim Sembilan gentar. Maju terus untuk pembenahan sepak bola Indonesia," ujar perwakilan Aliansi Suporter Madura Bersatu Tirmidzi.

Menurutnya, PSSI tidak perlu risih jika memang mereka bersih. "Buka ruang seluas-luasnya Tim Sembilan mengenai apa kejanggalan yang ada di PSSI," ujarnya.

Menurutnya, masyarakat berharap besar kepada pemerintah untuk membawa PSSI ke pengurusan dan manajemen yang lebih baik. Mosi tidak percaya Asprov PSSI tidak perlu didengar karena sebatas pernyataan emosional.

Sosok yang dikenal luas sebagai dirijen K-Conk Mania, suporter fanatik Persepam Madura itu berharap Tim Sembilan tetap menjaga independensi, antikompromi, dan sikat semua mafia yang harus dibersihkan di PSSI. "Semua suporter, dengan hati nurani mereka, mendukung langkah positif pemerintah," ujar pria yang akrab disapa Cak Mimit tersebut. n angga indrawan/c61ed: fernan rahadi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement