REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Kaukus Perempuan Muda Nahdlatul Ulama (NU) Susianah Affandy mengatakan, angka kematian ibu sampai saat ini masih tinggi. Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia BKKBN pada September 2013 menunjukkan angka kematian ibu melonjak drastis 359 per 100 ribu kelahiran hidup, Kamis, (25/12).
Padahal pada 2007, angka kematian ibu hanya 228 per 100 ribu kelahiran hidup. "Ini sangat memprihatinkan,"katanya.
Naiknya angka kematian ibu, terang Susianah, justru terjadi saat pemerintah menggalakkan program promosi kesehatan secara massif. Antara lain program Jaminan Persalinan (Jampersal), program Keluarga Berencana (KB).
Meski berbagai program promosi kesehatan dilakukan secara massif, sampai saat ini masih belum tersedia atau belum berfungsinya pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas. Selain itu pemahaman hidup sehat masih rendah sehingga kualitas kesehatan perempuan pedesaan juga rendah.
Rendahnya pemahaman di bidang kebersihan dan kesehatan, lanjutnya, juga mengakibatkan perempuan rentan terserang penyakit menular. Ini merupakan masalah yang harus diselesaikan bersama.