Selasa 23 Dec 2014 13:55 WIB

Waspadai Diare di Musim Hujan

Rep: RR Laeny Sulistywati/ Red: Indira Rezkisari
Musim Hujan
Foto: ABCNews
Musim Hujan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap ancaman tujuh penyakit yang biasa muncul saat musim hujan.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Indonesia, Tjandra Yoga Aditama mengatakan, ada tujuh penyakit yang muncul saat musim hujan karena biasanya curahnya tinggi dan mengakibatkan banjir. Pertama, adalah penyakit diare. Dia menjelaskan, penyakit diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu (personal hygiene).

“Pada musim hujan dengan curah hujan yang tinggi maka potensi banjir meningkat. Pada saat banjir, sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal akan banyak ikut tercemar,” kata dia kepada Republika, di Jakarta, Selasa (23/12).

Di samping itu, kata dia, pada saat banjir biasanya akan terjadi pengungsian, di mana fasilitas, dan sarana serba terbatas termasuk ketersediaan air bersih. Itu semua menjadi potensi menimbulkan penyakit diare disertai penularan yang cepat. Masyarakat agar tetap waspada. Untuk menghindari terserang penyakit diare maka ada beberapa cara. Yaitu dengan mencuci tangan pakai sabun setiap akan makan atau minum serta sehabis buang hajat, merebus air minum hingga mendidih setiap hari, menjaga kebersihan lingkungan, dan  menghindari tumpukan  sampah di sekitar tempat tinggal.

Kemudian hubungi segera petugas kesehatan terdekat bila ada gejala-gejala diare. Kemudian ancaman penyakit kedua adalah Demam Berdarah Dengur (DBD). Dia mengatakan, pada saat musim hujan, biasanya akan terjadi peningkatan jumlah nyamuk aedes aegypti yaitu nyamuk penular penyakit demam berdarah.

“Hal ini dikarenakan pada saat musim hujan banyak sampah, misalnya kaleng bekas, ban bekas serta tempat-tempat tertentu terisi air dan terjadi genangan untuk beberapa waktu,” ujarnya.

Genangan air itulah, kata dia, akhirnya menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk tersebut. Dengan meningkatnya populasi nyamuk sebagai penular penyakit, maka risiko terjadinya penularan juga semakin meningkat. Masyarakat diharapkan ikut berpartisipasi secara aktif melalui gerakan 3 M yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat. Selain itu agar masyarakat segera membawa keluarganya ke sarana kesehatan bila ada yang sakit dengan gejala  panas tinggi yang tidak jelas sebabnya yang disertai adanya tanda-tanda perdarahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement