Ahad 21 Dec 2014 02:19 WIB

Vincent Jonathan, Si Pejuang Meningitis yang Beruntung

Vincent Jonathan, orang tua dan tim dokterGleneagles Hospital Singapura
Foto: gleneagles
Vincent Jonathan, orang tua dan tim dokterGleneagles Hospital Singapura

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Salah satu pasien yang divonis menderita meningitis, Vincent Jonathan menjadi salah satu contoh anak yang berhasil lolos dari penyakit mematikan tersebut.

Vincent yang berumur tiga tahun tersebut, awalnya didiagnosa menderita infeksi tuberkulosis dan hidrosefalus. Dia dirawat di sebuah rumah sakit lokal di Jakarta sejak April 2014 dan kondisinya tidak membaik.

Berkat bantuan sebuah organisasi yang membantu orang Indonesia yang kurang beruntung, Love for Others (LFO) Foundation, ayah Vincent yang pernah bekerja di Malaysia memilih Singapura sebagai pilihan pengobatan untuk anaknya.

Kantor perwakilan Parkway Hospitals Singapore dihubungi oleh pihak LFO untuk membantunya menemukan dokter yang dapat mengobati Vincent. Kemudian Gleneagles Hospital Singapura merespon cepat panggilan tersebut dan membentuk tim spesialis.

Sebagai keluarga yang kurang beruntung dan tidak memiliki pengetahuan memadai tentang bagaimana merawat penderita meningitis, kondisi Vincent semakin memburuk hingga orangtuanya diambang menyerah dan pesimis bahwa anak kecil tersebut akan hidup.

“Kondisi medis Vincent sangatlah kompleks, meskipun demikian, tim multidisiplin kami bereaksi cepat dan melakukan yang terbaik untuk dia,” ujar CEO Gleneagles Hospital Singapura Dr Vincent Chia, Sabtu (20/12).

Pada 31 Oktober 2014, Vincent dievakuasi dengan pesawat carter pribadi ke Singapura dan tiba di sana dengan kondisi yang terbaring lemah dan tak mampu berkomunikasi.

Pada saat kedatangannya, ahli bedah syaraf anak Dr Rajendra Tiruchelvarayan menilai, kondisinya memiliki beberapa masalah termasuk penyumbatan cairan otak, masalah kaki, dan gizi buruk. Dr Raj dan tim spesialis mengoperasi Vincent pada 3 November 2014.

“Vincent merupakan pejuang hidup sebenarnya. Kita terkejut bahwa dia merespon operasi tersebut dengan baik dan kondisi syarafnya juga mulai membaik secara bertahap. Dia juga menjadi lebih aktif dan waspada, tangan dan kakinya dapat bergerak setelah dia mendapatkan terapi rehabilitasi oleh ahli fisioterapi,” ungkap Dr Raj.

Selama seminggu setelah operasi, Vincent berhasil minum lebih banyak susu dan berat badannya bertambah dengan baik. Dr Raj kembali memeriksa Vincent pada 11 Desember 2014 dan berkesimpulan bahwa dia dapat pulang dengan perjalanan penerbangan ke Jakarta.

Meskipun telah melalui jalan menuju pemulihan yang lambat, namun kemauan yang kuat dari anak kecil ini membuat dia mendapatkan kesempatan untuk hidup.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement