Jumat 12 Dec 2014 08:59 WIB

UIN Suka Kukuhkan 124 Pendidik Profesional

Rep: heri purwata/ Red: Damanhuri Zuhri
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Foto: uin-suka.ac.id
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga mengukuhkan 124 orang guru profesional setelah lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG).

Mereka dikukuhkan Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof H Musa Asy’arie di Convention Hall, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Kamis (11/12).

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Prof  H Hamruni, mengatakan tahun akademik 2013-2014, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga mendapatkan amanah dari Kementerian Agama RI untuk menyelenggarakan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) bagi guru-guru MI dan PAI tingkat SD/SMP/SMA/SMK di lingkungan D I Y dan wilayah Jawa Tengah (Purworejo, Magelang, Klaten, Demak).

Jumlah peserta program ini sebanyak 124 orang guru, terdiri dari 88 orang guru Madrasah Ibtidaiyah dan 36 orang guru Pendidikan Agama Islam. Mereka sebelumnya telah dinyatakan lulus administrasi dan uji kompetensi awal (UKA).

Dijelaskan Hamruni, program PPG diselenggarakan selama satu tahun (2 semester) yang dimulai November 2013 sampai November 2014.

Sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 9 Tahun 2010, struktur kurikulum PPG terdiri Pendidikan Bidang Studi (Subject Specific Pedagogy/SSP) yang mencakup  standar kompetensi, pendalaman materi, strategi, metode, media, dan evaluasi.

Diselenggarakan dengan strategi tutorial dan workshop. Praktek Pengalaman Lapangan Pendidikan (PPLK) PPG, meliputi; managemen madrasah, kegiatan ekstrakurikuler,  dan penelitian tindakan kelas (PTK).

Selain itu, mereka juga diberikan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi, seperti; studi lapangan, pelatihan TIK dan softskill.

“Dengan proses pendidikan yang intensif dilaksanakan dalam satu tahun, diharapkan para lulusan PPG akan menjadi penggerak perubahan ke arah yang lebih baik di sekolah atau madrasah masing-masing,” kata Hamruni.

Prof Musa Asy’ari mengatakan program revolusi mental Presiden Jokowi merupakan tantangan berat bagi para guru yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Setidaknya ada tiga hal yang bisa dijadikan pedoman para guru agar program revolusi mental yang dicanangkan Presiden Jokowi dapat terimplementasi delam proses pembelajaran.

“Pertama, guru hendaknya terdiri dari orang-orang yang berilmu tinggi dan mampu mengamalkan (mempraktekkan) ilmunya dengan baik. Kedua, guru hendaknya terdiri dari orang-orang yang mampu menjaga diri dari hal-hal yang tercela (orang-orang yang berakhlak mulia). Ketiga, guru hendaknya terdiri dari orang-orang yang bisa selalu bersikap dewasa (bisa menjadi teladan yang baik bagi anak didiknya),” kata Musa.

Ia berpesan agar guru tidak mengajarkan Islam dengan ajaran-ajaran kekerasan. Para guru hendaknya menguasai teknologi informasi agar bisa melakukan pembelajaran kepada anak didik secara menyenangkan dan para guru hendaknya selalu menjaga diri dan menjaga citra sebaik-baiknya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement