Senin 06 May 2019 15:54 WIB

Ustaz Yusuf Mansur Ingatkan Netizen Soal Ini

Ustaz Yusuf Mansur berpesan kepada netizen untuk tak berguru hanya pada satu sumber

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Hasanul Rizqa
Ustaz Yusuf Mansur (UYM)
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ustaz Yusuf Mansur (UYM)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media sosial kini banyak dimanfaatkan sebagai ajang berdakwah. Hal itu seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi sehingga orang-orang dapat mengakses pelbagai konten via internet di manapun dan kapanpun. Menurut Ustaz Yusuf Mansur, netizen alias warganet hendaknya pandai memilah dan memilih konten dakwah yang bertebaran di media sosial. Tujuannya supaya mereka memeroleh sajian keilmuan yang baik dan benar.

Sosok yang akrab disapa UYM ini menilai, media sosial memungkinkan netizen untuk belajar agama dari banyak sumber. Dengan kata lain, teknologi membuat pilihan-pilihan itu kian beragam. Lebih lanjut, dia mengkhawatirkan bila netizen hanya belajar agama atau mendengarkan dakwah dari sumber saja, maka bisa jadi akan tertutup dari perspektif yang lain.

Baca Juga

"Ada baiknya netizen yang mempelajari banyak hal di dunia online benar-benar mempelajari banyak hal. Jangan hanya belajar dari satu atau dua sumber saja," kata Ustaz Yusuf Mansur saat berbincang-bincang dengan Republika.co.id, akhir pekan lalu.

Bagi PPPA Daarul Qur'an itu, tidak apa-apa seorang netizen belajar dari dai yang ceramahnya terkesan keras atau tegas. Di sisi lain, netizen yang sama disarankannya juga menyimak konten dakwah dari para ustaz yang cenderung lembut.

Sebaliknya, lanjut Ustaz Yusuf Mansur, seorang netizen yang senang dengan gaya ceramah yang lembut sebaiknya jangan hanya belajar dari satu sumber. Pelajari dan simak juga konten dakwah dari para penceramah yang tegas dan keras. Hal itu bertujuan supaya warganet menemukan keseimbangan.

"Sama saja kita di dunia nyata. Jangan hanya memiliki satu guru. Malam Senin (misalnya) ngaji sama siapa, Selasa sama siapa, Rabu sama siapa. Nanti bisa lebih dewasa dan lebih banyak modalnya dibanding dengan orang yang gurunya hanya satu," papar dia.

Internet bukan tanpa risiko. Kadangkala, sajian hoaks bertebaran sehingga membuat netizen lalai dari mengklarifikasi. Karena itu, UYM mengingatkan supaya netizen selalu cermat membaca dan menonton. Kalau bisa, biasakan menyimak suatu tayangan secara utuh, dari sumber yang tidak sepotong-sepotong.

Di atas itu semua, UYM menyarankan tiap netizen yang hendak ngaji digital untuk mengamalkan bismillahirahmaanirrahiim. "Bismillah kita. Jadi dari awal mengaji, sudah berdoa kepada Allah, saya ingin mengaji, jangan sampai salah guru dan salah sumber," ujarnya.

Sebab, Insya Allah, orang yang niatnya baik akan selalu tertolong. UYM pun percaya, generasi milenial Muslim yang semangat belajar agama akan semakin tertarik untuk mendalami luasnya samudra ilmu Allah, serta semakin arif dan bijaksana dalam bermedia sosial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement