Senin 08 Dec 2014 18:53 WIB

Anies: Pemerintah Fokus Pada Peningkatan Kualitas Guru

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Taufik Rachman
Seorang guru mengajar siswa kelas 2 yang hanya berjumlah lima murid di lantai SDN V Krasak, kec. Jatibarang, Kab. Indramayu, Jabar, Kamis (17/11). Akibat ruang kelas rusak siswa SDN V Krasak terpaksa belajar di rumah huni guru yang terletak di samping bang
Foto: antara
Seorang guru mengajar siswa kelas 2 yang hanya berjumlah lima murid di lantai SDN V Krasak, kec. Jatibarang, Kab. Indramayu, Jabar, Kamis (17/11). Akibat ruang kelas rusak siswa SDN V Krasak terpaksa belajar di rumah huni guru yang terletak di samping bang

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah telah memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 dan mengembalikannya pada Kurikulum 2006.

Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan mengatakan, mengganti kurikulum memang tidak otomatis dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Karenanya, kata dia, pemerintah akan fokus meningkatkan kualitas guru.

Sebab, kualitas pendidikan sangat bergantung pada guru yang menjadi instrumen utama kegiatan belajar-mengajar. Apabila kualitas guru meningkat, kata Anies, kualitas pendidikan juga akan ikut meningkat.

"Kuncinya kurikulum apa pun yang jalankan guru. Jadi guru yang harus dikembangkan.," kata dia di Istana Negara, Senin (8/12).

Menurut Anies, pemerintah akan meningkatkan pelatihan pada guru. Namun, bukan lagi dalam bentuk penataran. Sebab, dia menilai, kegiatan penataran tidak efektif dalam peningkatan kualitas guru.

"Cara melatih guru untuk perubahan itu bukan dengan ditraining atau penataran. Coba saja Anda bayangkan pindah dari Microsoft ke Apple, terus dijelaskan dua jam, apa langsung bisa jalankan Apple? Tidak. Caranya dengan latihan di satu sekolah kemudian diterapkan di sekolah berikutnya," ucap penggagas Indonesia Mengajar tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement