Ahad 07 Dec 2014 17:46 WIB

Kegiatan Akademik UGM Akan Bernuansa Maritim

Rep: neni ridarineni/ Red: Damanhuri Zuhri
Universitas Gadjah Mada
Foto: en.wikipedia.org
Universitas Gadjah Mada

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA  - Kegiatan Akademik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta akan mengembangkan pembelajaran bernuansa maritim dan lebih didedikasikan untuk pembangunan maritim.

‘’Sekarang sedang  melakukan persiapan dan pemetaan bagaimana UGM mengembangkan pembelajaran untuk kepentingan pembangunan maritim,’’ kata  Rektor UGM Prof Dwikorita Karnawati akhir pekan lalu , di Yogyakarta.

Menurut dia, akar budaya maritim harus dikembangkan  dan tidak hanya sekadar jalur perdagangan, dan tol laut, melainkan bagaimana budaya bisa menggerakkan ke arah peradaban, perekomomian dan pembangunan fisik.

Dia mengaku mendapat pencerahan dari Gubernur DIY yang juga Raja Kraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X yang dengan keistimewaan Yogyakarta akan mengembangkan budaya among tani  ke arah budaya dagang layar dan UGM mendukung sepenuhnya. Karena itu Agustus lalu UGM menyelenggarakan bulan Maritim, sebelum Jokowi mencanangkan Tol Laut.

‘’Kami mendapat pencerahan dari Ngarso Dalem (red. Sultan HB X) baik melalui pidato saat sarasehan tentang budaya maritim  dan disikusi  tentang bagaimana menguatkan pembangunan budaya maritim terutama di sepanjang jalur alki (alur laut kepulauan Indonesia)  dan jalur pedagang. Karena di jalur itu sangat sensitif untuk berinteraksi dengan dunia luar,’’ujarnya.

Lebih lanjut pakar geologi ini mengatakan kalau budaya maritim tidak dikuatkan dan juga dukungan pertahanan serta infrastruktur tidak dikuatkan Indonesia akan menjadi lemah.

‘’Jadi yang dikuatkan tidak sekadar tol laut, memindahkan barang dari pelabuhan ke pelabuhan, melainkan bagaimana menggerakkan sosial budaya di jalur tersebut yang ujungnya untuk kesejahteraan,’’kata dia.

Kepala Subdit Kerjasama Internasional UGM I Made Andi Arsana mengatakan pihaknya sudah bertemu dan berbicara dengan Menteri Perikanan budaya maritim harus dikuatkan. Untuk itu batas-batas maritim juga harus dikuatkan. 

Menurut Andi yang juga pakar internasional dalam bidang batas maritim, Indonesia berbatasan dengan 10 negara tetangga dan belum semua batas maritime dengan kesepuluh negara tetangga tuntas.

‘’Untuk itu bagaimana bisa didorong agar penetapan batas maritim dengan Negara dengan cepat dilakukan. Dalam hal ini tentu bukan urusan UGM, melainkan Kementerian Luar Negeri, sedangkan kami berkontribusi untuk mendorongnya,’’tuturnya.

Selanjutnya Direktur Eksekutif Kantir Urusan Internasional Danang Sri Hadmoko mengatakan pembelajaran di bidang maritim yang dikembangkan oleh UGM secara komprehensif dengan pendekatan transdisiplin , Misalnya  melalui kurikulum atau mata kuliah tentang maritim di semua jurusan. Untuk itu sedang dilakukan pemetaan kesiapan dosennya.

Saat ini sudah banyak sumber daya manusia di bidang maritim antara lain: ahli di bidang perikanan, di bidang  kedaulatan, di bidang pelabuhan, di bidang transportasi laut, di bidang batas maritim, dan sebagainya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement