Selasa 02 Dec 2014 18:32 WIB

iBlind, HP Khusus Braile Karya Mahasiswa UGM (3-habis)

Rep: yulianingsih/ Red: Damanhuri Zuhri
Penyandang tunanetra.
Foto: Antara
Penyandang tunanetra.

REPUBLIKA.CO.ID,

"Jika panjang SMS lebih dari 50 karakter, tombol next bisa ditekan sehingga pesan selanjutnya bisa dibaca. Karena nanti rencananya bisa membalas SMS, kami akan mendesain tablet depan belakang," katanya.

Sisi depan katanya digunakan untuk display, sisi belakang untuk mengetik pesan balasan dalam huruf braille yang kemudian ditransformasikan ke huruf digital sebelum dikirim kembali.

Meski baru bentuk prototype dan baru 40 persen dari bentuk produk ideal yang diinginkan kedua mahasiswa ini, namun keduanya optimistis bisa mewujudkan hal tersebut.

"Ini kendala terbesar kami, karena untuk mewujudkan ini ke dalam bentuk produk yang kita inginkan masih dibutuhkan beberapa tahap lagi dan kami masih harus banyak belajar," ujar Hanif.

Dia berharap dengan kuliah di Teknik Informartika UGM, hal tersebut akan segera terwujud. "Salah satu keinginan saya kuliah di jurusan ini ya untuk mewujudkan ini (iBlind) jadi produk yang benar-benar bisa digunakan," katanya.

Saat ini untuk membuat prototype iBlind tersebut dirinya dan Swakresna sudah merogoh kantong hingga Rp 600 ribu. Untuk pengembangan prototype ini menurutnya, jelas dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Meski begitu keduanya bertekad akan terus belajar dan belajar mewujudkan impiannya itu.

Dia berharap, tunanetra ke depan bisa menikmati fasilitas smartphone dan juga tablet maupun laptop secara fleksibel selayaknya manusia normal.

Pasalnya dengan smartphone dan tablet braille ini para tunanetra bukan hanya bisa berkomunikasi saja secara lancar tanpa bantuan orang lain namun juga bisa bekerja melalui perangkat tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement