Sabtu 29 Nov 2014 22:33 WIB

Gaji Rendah Guru, Buntut dari Pendataan yang Buruk

Rep: C60/ Red: Julkifli Marbun
Guru mengajar
Guru mengajar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Banyaknya upah guru yang jauh dari kelayakan merupakan buntut dari banyaknya persoalan mengenai guru. Dia antara persoalan guru yang paling mendasar adalah masih simpang-siurnya jumlah guru secara Nasional di Indonesia.

Usaha pemerintah yang ingin memperbaiki kelayakan gaji guru harus dimulai dengan memperbaiki data mengenai guru. “Yang paling penting pendataan harus didahulukan menjadi program Kementerian,” ujar pengamat pendidikan, Abduhzen kepada Republika, Sabtu (29/11) .

Abduh zen mengatakan, jumlah guru yang dimiliki Kementerian pendidikan dan lembaga lain memiliki selisih yang signifikan. Dia mengatakan, persalan jumlah itu merupakan satu persoalan mendasar yang harus diselesaikan tersebuh dahulu.

“Jumlah guru disamakan terlebih dahulu,” ujar dia.

Untuk itu, Abduhzen menyarankan Pemerintah agar melakukan survey mendalam terhadap jumlah guru. Jumlah tersebut akhirnya bisa dijadikan pondasi untuk menjalankan program kepada guru, termasuk program kesejahteraan guru.

Sebelumnya, di Bandar Lampung, Guru honor di Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah Al Khoiriyah, Kelurahan Kangkung, Kecamatan Telukbetung Selatan, kota Bandar Lampung dibayar rata-rata Rp 300 ribu per bulan, bergantung dengan jam pelajarannya.

Gaji guru madrasah honorer di Pondok Pesantren Fajrus Salam, Karang Tengah, Babakan Madang, Kawasan Sentul, Bogor, hanya Rp 90 ribu perbulan. Untuk mencukupi kebutuah, para guru berharap subsidi dari Pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement