Rabu 26 Nov 2014 14:15 WIB

Retno Listyarti, Sekjen Forum Serikat Guru Indonesia (FSGI): Kesejahteraan Guru Honorer Rendah

Red:

Bagaimana pendapat Anda mengenai penghormatan negara terhadap para guru sejauh ini?

Semua orang tahu, guru adalah garda terdepan dalam mewujudkan salah satu misi negara kita, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Sayangnya, belum semua guru mendapat perhatian layak dari pemerintah. Hal itu dapat dilihat dari penghasilan yang mereka terima dari mengajar. Apa yang mereka dapatkan belum sebanding dengan tugas yang mereka pikul. Ini terutama terjadi pada guru-guru honorer.

Apakah kesejahteraan para guru honorer masih bermasalah?

Berdasarkan survei yang dilakukan FSGI di 29 kabupaten kota pada 2012, kesejahteraan guru honorer di Indonesia masih rendah. Seperti di Pandeglang, Banten, misalnya, yang jaraknya hanya 100 km dari ibu kota negara, Jakarta. Di daerah tersebut masih ada guru honorer yang cuma dibayar Rp 60 ribu per bulan. Di Tangerang, guru yang menerima honor paling rendah hanya Rp 125 ribu setiap bulannya.

Sementara, di Jakarta sendiri, sekolah-sekolah di bawah Kementerian Agama (Kemenag) masih ada yang menggaji gurunya Rp 300 ribu per bulan. Kualitas seperti apa yang bisa kita harapkan ketika guru dibayar begitu rendah? Yang lebih ironisnya, bahkan ada guru yang rela tidak dibayar sama sekali tapi mereka tetap mengajar.

Benarkah seperti itu?

Seperti yang terjadi di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, misalnya. Di sana masih banyak guru honorer yang tidak dibayar serupiah pun. Kebetulan, di daerah Bima ada semacam budaya yang masyarakatnya masih mengagungkan "seragam". Bagi mereka, seragam guru memiliki nilai yang begitu prestisius sehingga para guru honorer di sana rela mengajar tanpa dibayar asalkan mereka bisa mendapat seragam itu.

Menurut Anda, dorongan apa yang membuat guru-guru honorer tetap melakukan tugasnya meski dibayar rendah?

Para guru itu menerima dibayar rendah karena berharap suatu saat bisa ikut sertifikasi. Dengan begitu, mereka mengimpikan bisa mendapat tambahan penghasilan dari tunjangan sertifikasi kelak. Jadi, program sertifikasi sesungguhnya berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan guru, bukan kualitas guru.

Menurut Anda, seberapa jauh manfaat sertifikasi bagi para guru?

Sertifikasi semestinya juga diiringi dengan peningkatan kualitas guru. Karena, dengan adanya program tersebut, para guru bisa lebih fokus dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar. Kalau dulu guru banyak yang mencari pekerjaan sambilan, maka sekarang setelah ada tunjangan sertifikasi, mereka tidak perlu lagi nyambi untuk kerja sampingan. Tetapi, mereka sudah bisa fokus mengajar karena sudah dapat penghasilan tambahan dari sertifikasi.

  rep: ahmad islmay jamil ed: teguh firmansyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement