Jumat 14 Nov 2014 19:45 WIB

"Selendang Lengger" Raih Penyunting Gambar Terbaik FFY 2014

Pegiat CLC Canggih Setyawan mewakili kru
Foto: dok CLC Purbalingga
Pegiat CLC Canggih Setyawan mewakili kru "Selendang Lengger" menerima penghargaan.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Anggota Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga kembali meraih prestasi.

Film Pendek "Selendang Lengger" yang disutradarai Ela Nurwijayanti dan diproduksi Dirman Film ekstrakulikuler sinematografi SMA Rembang Purbalingga mendapat predikat Penyunting Gambar Terbaik kategori pelajar pada Festival Film Yogyakarta (FFY) 2014.

Penganugerahan pemenang di ajang festival film tingkat nasional yang merupakan rangkaian dari Pekan Film Yogyakarta 2014 ini digelar Rabu (12/11) malam di Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Pegiat Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga mewakili Dirman Film menerima penghargaan tersebut.

Sementara itu, Pekan Film Yogyakarta yang digagas Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta sudah digelar sejak 8 hingga 12 November 2014 dengan beragam program yang di tawarkan di kompleks TBY. Selain Selandang Lengger ada enam nominasi lain kategori pelajar, yaitu Harato, Kayu Rantai Terkunci, Piyek, Menggapai Impian Akhir, Time is (not) Money, dan Ilham Adikku.

Film "Selendang Lengger" yang diproduksi awal tahun 2014 ini berkisah tentang Kakek Mustarja yang selalu dilarang anaknya, Sugito. Namun, Mustarja tetap tak menuruti. Sugito kecewa, ditambah Giras, anaknya lebih memilih jejak sang kakek. Selendang bagi Mustarja adalah simbol bagaimana ia tetap bersemangat hidup dengan terus menari.

Menurut sutradara Ela Nurwijayanti, dirinya merasa senang dengan penghargaan ini. Namun, ia pesimistis penghargaan ini mampu memberi semangat pada adik-adik kelas untuk terus berkarya dengan baik. "Apalagi, saya dapat kabar CLC sudah tidak mendampingi ekskul sinematografi di sekolah kami karena sudah digantikan orang lain," ujar sutradara yang sekarang duduk di bangku kelas XII ini.

Sementara Direktur CLC, Bowo Leksono membenarkan hal tersebut. Pihaknya tidak pernah dihubungi pihak SMA Rembang Purbalingga, baik secara formal maupun non-formal, untuk berhenti sebagai fasilitator.

"Kami tentu tidak masalah, karena keputusan siapa yang harus menjadi fasilitator sebuah ekskul sinematografi itu menjadi hak pihak sekolah. Secara formal kami sudah tidak di SMA Rembang, namun kami tidak berhenti mendampingi siswa-siswanya untuk terus belajar film, karena itu CLC didirikan," tutur Bowo dalam siaran persnya kepada ROL, Jumat (14/11).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement