Senin 03 Nov 2014 09:00 WIB

Daya Serap Industri Terhadap Lulusan SMK Masih Rendah

Rep: bowo pribadi/ Red: Taufik Rachman
Some students of a vocational school in Bogor, SMK Bina Warga 1, put their own assembled motorcycle on display in a exhibition Bandung, West Java. (illustration)
Foto: Antara/Fahrul Jayadiputra
Some students of a vocational school in Bogor, SMK Bina Warga 1, put their own assembled motorcycle on display in a exhibition Bandung, West Java. (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN--Persaingan untuk mendapatkan lapangan pekerjaan di Kabupaten Semarang semakin ketat di tahun 2015.

Setidaknya ada 6.349 lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di daerah ini bakal berebut untuk mendapatkan pekerjaan.

Kepala Bidang SMA/SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang, Taufiqur Rahman mengakui daya serap industri terhadap lulusan SMK masih rendah.

Ia mencontohkan, dari  4.549 lukusan SMK tahun 2014 baru 27 persen saja  yang telah terserap lapangan kerja.

"Baru sekitar 1.464 lulusan SMK tahun ini yang sudah dapat mengakes pekerjaan," ujarnya di Ungaran, Senin (3/11).

Sementara, lanjutnya, tahun 2015 mendatang diperkirakan bakal ada 4.885 lulusan SMK di dartah ini.

Artinya, jelas Taufiq, persaingan untuk nengakses lapangan pekerjaan --tahun depan-- bakal semakin ketat.

Terkait hal ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berupaya menggandeng industri yang ada agar dapat mengakses lulusan SMK ini.

Salah satunya dengan menggelar job fair (bursa lapangan kerja) bagi lulusan SMK di Kabupaten Semarang.

Langkah ini dilakukan agar daya serap industri terhadap lulusan SMK di daerah ini bisa lebih baik.

"Ironis sekali, daerah yang memiliki lebih dari 700 industri --skala besar dan kecil-- ini rendah dalam menampung lulusan SMK," tegasnya.

Bupati Semarang, dr H Mundjirin ES SpOG meminta agar seluruh sumber daya manusia (SDM) dan pelaku usaha di daerahnya berbenah.

Hal ini terkait dengan bakal diberlakukannya Asean Economic Community (AEC) pada tahun 2015 nanti.

Kesepakatan ini, jelas bupati, akan membuka peluang lebih besar persaingan tenaga dan pelaku ekonomi antar negara di kawasan Asia Tenggara.

Seban akan menjadi keniscayaan, para pengajar, pelaku usaha hingga tenaga kerja induatri di daerahnya berasal dari negara- negara di Asean.

"Dalam banyak aspek, kita harus memiliki daya saing agar tidak menjadi penonton di negeri sendiri," tegas Mundjirin.

Iapun berharap, para SDM dan pelaku usaha di daerahnya terus meningkatkan kapasitas.

Termasuk para lulusan SMK agar ditingkatkan kapasitasnya sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja industri di Kabupaten Semarang.

Pun denikian kalangan industri agar mengupayakan penyerapan lulusan SMK dari daerah sendiri."Sehingga jika AEC diberlakukan, setidaknya para lulusan SMK ini sudah dapat mengakses lapangan kerja," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement