Jumat 17 Oct 2014 13:06 WIB

550 Mahasiswa Australia Akan Kuliah di Indonesia

Rep: yulianingsih/ Red: Damanhuri Zuhri
Universitas Gadjah Mada
Foto: en.wikipedia.org
Universitas Gadjah Mada

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Mahasiswa Australia yang berkuliah di Indonesia dari tahun ke tahun semakin banyak. Tahun ini sedikitnya akan ada 550 mahasiswa baru dari Australia yang akan menempuh study di Indonesia.

"Sebagian besar dari jumlah itu akan berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta," ujar Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriaty saat berkunjung ke UGM, Jumat (17/10).

Kedatangan duta besar Ausralia tersebut dalam rangka peluncuran program beasiswa New Colombo Plan (NCP) untuk mahasiswa Australia.

Menurutnya, NCP bertujuan untuk membantu meningkatkan pengetahuan mahasiswa Australia mengenai kawasan Asia Pasifik. Mahasiswa yang mengikuti program ini akan memperoleh dana sebesar 100 juta dolar Australia selama lima tahun dalam betuk beasiswa.

Dengan NCP, para penerima bisa menggunakan untuk program semester, program short course, program magang dan mentorships di empat negara, yakni Indonesia, singapura, Jepang dan Hongkong.

Di Indonesia program ini diluncurkan di UGM. Launching beasiswa NCP merupakan kerjasama Universitas Gadjah Mada, The Australian Consortium of 'In-Country' Indonesiaan Studies (ACICIS) dan Kedutaan Besar Australia di Jakarta.

Pihaknya sangat perlu mengenal lebih dekat negara-negara di kawasan Asia Pacific. Karena menurutnya, dengan mendatangi langsung dan bertemu dengan banyak orang menjadi hal mendasar dalam membangun kerjasama antar negara.

"Melalui New Colombo Plan memungkinkan perubahan yang signifikan dalam pemikiran warga Australia dan mereka dapat belajar dari Indonesia dan sebaliknya," katanya.

Sementara itu Rektor UGM, Pratikno mengatakan, pihaknya semakin senang dengan banyaknya mahasiswa Australia yang menempuh study di Indonesia termasuk UGM.

"Kita percaya dengan persahabatan people to people dalam diplomasi yang akan memberi manfaat untuk kedua belah pihak", katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement