Kamis 16 Oct 2014 17:15 WIB

Lima Hal Ini Mengancam Nyawa Warga London

Rep: Antara/ Red: Indah Wulandari
A man walks past the London Stock Exchange in the City of London October 11, 2013.
Foto: Reuters/Stefan Wermuth
A man walks past the London Stock Exchange in the City of London October 11, 2013.

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON—Warga Kota London tengah menghadapi serangkaian ancaman kesehatan yang diakibatkan oleh tembakau, alkohol, kegemukan, kurang olah raga serta polusi.

"Lingkar pinggang warga London berkembang, sebab kita makan terlalu banyak dan berolah-raga terlalu sedikit. Lebih dari satu juta warga London masih merokok, dan ada bahaya besar dari masalah minum alkohol," kata Ketua Komisi Kesehatan London (LHC) Ara Darzi yang dilansir Xinhua, Kamis (16/10)

Laporan LHC berjudul  Better Health for London telah diserahkan kepada Wali Kota London Boris Johnson pada Rabu (15/10) kemarin. Lembaga kesehatan tersebut memang didirikan oleh Wali Kota Johnson pada September tahun lalu untuk mengkaji kesehatan warga London.

LHC telah melibatkan 15.000 orang dalam perkembangannya, dan menjadi inspirasi untuk membuat London jadi kota paling sehat di dunia dalam 10 tahun.

Laporan itu mengajukan lebih dari 60 saran, termasuk tindakan tegas untuk memerangi ancaman yang ditimbulkan oleh tembakau, alkohol, kegemukan, kurang olah raga dan polusi --yang membahayakan jutaan orang.

Menurut laporan tersebut, merokok tetap menjadi ancaman utama bagi kesehatan warga London. Sebanyak 1,2 juta orang London masih merokok, yang mengakibatkan 8.400 kematian dini setiap hari, dan 67 anak sekolah London memulai kebiasaan itu setiap hari.

Untuk mengatasi tantangan itu, Darzi menyerukan rencana area bebas rokok buat yang diterapkan di sekitar Trafalgar di London, Bundaran Parlemen, dan taman-taman di ibu kota Inggris tersebut.

Sedangkan untuk masalah kegemukan, sebanyak 3,8 juta orang London masuk kategori kelebihan berat;. Lantaran cuma 13 persen orang berjalan ke tempat kerja, sisanya sebanyak tujuh persen kematian berkaitan langsung dengan kualitas udara yang buruk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement