Jumat 10 Oct 2014 12:00 WIB

Jaga Keistiqamahan dengan Ilmu

Red:

Fenomena banyaknya selebritas yang berhijrah dan memilih jalan hidayah tentu sangat mengembirakan. Ada harapan masa depan dunia hiburan Tanah Air akan dibawa ke arah yang lebih baik. Sinetron dan perfilman yang bernuansa Islam pun banyak dilirik pemirsa. Setelah berhijrah, para pesohor ini diharapkan agar tetap menjaga nilai yang sekarang mereka yakini. Godaan dunia hiburan yang cenderung bebas bisa membuat para pekerja seni tersebut kembali ke nilai-nilai lama jika tak punya pegangan kuat.

Artis Muslimah Meyda Sefira mengatakan, orang yang te lah memutuskan hijrah harus istiqamah dengan terus mengaji dan mem per dalam ilmu agama, apalagi bagi publik figur seperti selebritas yang banyak disorot media. Seperti halnya memakai jilbab, jangan sampai karena tidak kuat kemudian melepas lagi hijab yang telah terpakai.

Menurut Meyda, agar istiqamah tetap terjaga juga harus dibarengi dengan berdoa. "Kita banyak berdoa agar selalu diberikan petunjuk. Kita sadari, hijrah ini sebagai bukti cinta Allah kepada kita. Dan bukti cinta Allah kepada perempuan, Ia wajibkan berhijab," paparnya kepada Republika, Ahad (5/10).

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Agung Supri

Di samping itu, untuk menjaga keistiqamahan, Meyda juga berpesan agar sering berkumpul dengan orangorang saleh. Ruhiyah tetap harus diisi dengan ilmu dan motivasi menjalankan Islam agar lebih baik. "Sering ikut komunitas, liqo, agar punya pedoman," pesannya.

Menurutnya, lingkungan yang tidak kondusif menyebabkan seseorang yang baru hijrah bisa berbalik lagi. Jadi, di sanalah perlunya mengikuti kajian rutin untuk menjaga iman dan semangat menjalankan Islam. Seperti halnya lingkungan dunia hiburan yang sangat cepat menjadikan seseorang baik atau buruk.

Kesempatan berbuat kebaikan maupun keburukan terbuka selebarlebarnya. "Lingkungan entertainmen paling mudah untuk kita berbuat baik atau jahat. Jadi, basic spiritual itu harus benar-benar kuat," tuturnya. Menurut Meyda, banyak cara bisa di lakukan agar bisa menjaga iman.

Ada beberapa selebritas yang punya pembimbing spiritual untuk berdiskusi soal agama. "Tergantung masingmasing. Ada yang perlu (pem bimbing spiritual) secara individual agar bisa berdiskusi secara privat. Tapi, kalau aku sendiri prefer kekajian yang beramairamai, agar bisa satu sama lain saling menyemangati dan berlomba-lomba dalam kebaikan," paparnya.

Dalam kajian pekanan tersebut, menurut Meyda, bermacam-macam topik di angkat. Meyda mencontohkan, ada yang dimulai dari tujuan pen ciptaan manusia, yakni untuk ber-ubudiyah kepada Allah. "Jadi, pemahaman agama kita lebih didalami lagi, bahwa kita tidak diciptakan secara kebetulan. Kita sudah melakukan perjanjian di alam ruh kalau kita akan taat kepada Allah," papar nya.

Pemain sinetron dan presenter Teuku Wisnu menambahkan, hal ter berat yang ia hadapi setelah berhijrah adalah godaan lingkungan dan pergaulan. Ketika ia sudah memutuskan untuk hijrah menuju sosok Muslim yang saleh, ternyata sangat susah ketika berkomunikasi dengan pergaulannya yang dulu.

"Kalau dari pengalaman sendiri, paling berat itu ketika setelah hijrah adalah pergaulan. Ketika iman masih pas-pasan, ketemu dengan pergaulan dulu yang masa-masa ‘jahiliyah’, di mana perintah-perintah Allah kita langgar dan larangan kita ikuti. Itu yang paling berat," paparnya kepada Republika, Senin (6/10).

Wisnu mengingatkan, ketika sema ngat berhijrah begitu mengebugebu, lama-kelamaan bisa pudar ketika masih berada dalam pergaulan yang tidak benar. Seseorang akan menularkan hal-hal positif atau negatif kepada temannya. "Kan ada ha disnya, ketika kita berteman dengan penjual minyak wangi, kita akan dapat harumnya. Ketika kita berteman dengan pandai besi, kita akan dapat panasnya," paparnya.

Pemain film dan penulis buku Astri Ivo menuturkan, fl uktuasi iman akan dirasakan oleh siapa pun. Menurutnya, ketika iman seseorang naik, hendaknya dia menyibukkan diri dengan amalan-amalan sunah. Sehingga, ketika imannya turun, hanya amalan sunah saja yang berkurang, sementara amalan wajibnya tetap terjaga.

"Kalau saya, saya mewajibkan diri saya sendiri untuk menjaga amal yang muakkad (wajib). Ketika kita sedang semangat-semangatnya, usahakan melakukan amalan yang ghairu muakkad (sunah). Jadi, ketika kita futur, amalan yang ghairu muakkad- nya saja yang hilang. Sementara yang muakkadnya masih ada. Jadi, kita menyiapkan semacam ada back up amalan," paparnya kepada Republika.

Menurut Astri, amalan sangat penting untuk menjaga iman dan semangat berhijrah agar tidak futur. "Kita harus punya ibadah yang bisa membentengi diri kita. Misalkan dengan shalat, baca Alquran, puasa, dan sebagainya," tambahnya.

Astri juga menegaskan, kehadiran seorang ustaz atau pembimbing spiritual bagi seorang yang berhijrah mutlak diperlukan. Menurut Astri, seseorang tidak bisa menelaah Islam secara autodidak tanpa dibimbing oleh seorang guru. "Dalam Alquran itu kan ada ayat muhkamat dan mutasyabihat. Bagaimana kita memahaminya kalau tidak dipandu oleh guru? Jadi, berguru itu harus dengan mursyid. Guru juga harus banyak, ada guru fikih, guru sirah, guru akidah, dan seterusnya," jelasnya.

Merupakan tantangan tersendiri bagi seorang selebritas yang hijrah dalam menyelami dunia entertain. Menurut Astri, tantangan selebiritas hijrah bagaimana menjadi seorang seniman yang Islami. "Dalam berbagai profesi, pilihan itu ada dua.

Menjadi yang Islami atau jahili. Bagi selebritas, memilih menjadi selebritas yang Islami atau jahili. Demikian juga dengan dokter, pejabat, dan seterusnya," tambahnya. rep:hannan putra ed: hafidz muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement