Kamis 09 Oct 2014 18:08 WIB
Indonesia U-19

Indra Sjafri: 'Ini Cita-Cita Kita Bersama'

Red:

Indra Sjafri adalah sosok yang namanya paling mencuat belakangan ini. Selain berhasil mengantarkan timnas U-19 menjuarai Piala AFF 2013, pelatih asal Sumatra Barat itu juga membawa skuat berjuluk Garuda Jaya itu lolos ke Piala Asia U-19 tahun ini. Sejauh mana keyakinannya membawa Evan Dimas dan kawan-kawan lolos ke Piala Dunia U-20 tahun depan? Berikut ini petikan wawancaranya dengan Republika:

Sebentar lagi perjuangan akan dimulai. Indonesia tergabung di Grup B bersama Uzbekistan, Australia, dan Uni Emirat Arab. Bagaimana menilai peluang tim dan sejauh apa keyakinan Anda?

Tentu kami optimistis. Saya tidak asal sebut berkata demikian. Kami memiliki persiapan yang panjang hampir setahun. Kami juga sudah mempelajari kekuatan lawan. Ada juga yang pernah kami jajal. Uni Emirat Arab sudah kami hadapi saat tur Timur Tengah. Alhamdulillah, kami menang dalam dua pertemuan. Sedangkan, Australia tolok ukurnya mereka kalah 1-5 oleh Vietnam (sementara Indonesia Indonesia mengalahkan Vietnam di final Piala AFF 2013). Setidaknya itu yang bisa kita perhitungkan berdasarkan catatan di atas kertas.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Edwin Dwi Putranto

Seperti apa karakter permainan tim-tim lawan di fase grup?

Yang pasti mereka punya postur tubuh lebih tinggi dari kita. Dengan begitu, mereka bakal memaksimalkannya dengan memainkan bola-bola atas. Untuk mengantisipasinya, para pemain harus sigap mencegah para pemain lawan agar tidak bisa melepaskan crossing. Kami pun sudah menyimulasikan itu selama persiapan.

Ada Anggapan bahwa selama masa persiapan, permainan timnas U-19 tidak seimpresif saat tampil di kualifikasi Piala Asia, terutama seperti mengalahkan Korea Selatan. Bagaimana menurut Anda?

Kami menganalogikan pembentukan sebuah tim seperti membangun sebuah rumah. Kalau ingin menghadapi pesta yang lebih besar, rumah tersebut harus lebih besar pula. Dan, pesta itu adalah Piala Asia. Saat menjalani Piala AFF dan kualifikasi Piala Asia, ibaratnya kami tinggal di sebuah rumah bertipe 70. Rumah itu kami renovasi agar bisa lebih besar. Renovasi itu kan berarti harus didesain ulang mulai dari fondasi hingga atapnya.

Orang-orang melihat permainan tim tidak sama seperti saat melawan Korea. Itu wajar karena kami menatanya agar  tim berada pada puncak penampilannya saat di Piala Asia ini. Dan sekarang, rumah tersebut sudah siap untuk menyambut pesta besar ini.

Apa tolok ukur bahwa "rumah" kita sudah siap?

Salah satu contohnya soal fisik yang merupakan fondasi penting sebuah tim. Saat di Piala AFF 2013 dan kualifikasi, nilai rata-rata VO2 Max pemain berada di angka 55-60. Tapi sekarang, dengan program persiapan di fase awal yang dikhususkan untuk meningkatkan fisik pemain, sekarang rata-rata VO2 Max pemain 60-65. Ini menjadi modal penting.

Lalu bagaimana dengan adanya asumsi bahwa permainan tim monoton dan diyakini sudah terbaca oleh tim-tim lawan?

Itu bukan monoton. Tapi, kami mencoba mempertahankan identitas permainan tim. Tim ini adalah tim yang mengusung sepak bola menyerang dengan mengandalkan penguasaan bola.

Makanya, saat kami melakoni tur Spanyol, kami tetap berusaha bermain terbuka. Bahkan, kami sempat menyulitkan Atletico Madrid dan Valencia walaupun pada pertandingan melawan Barcelona dan Real Madrid kami kalah telak. Kalau sebatas mau cari gengsi, kami bisa saja tumpuk pemain di belakang. Tapi, itu tidak akan bermanfaat untuk tim. Atletico dan Valencia pun berpesan agar kami mempertahankan identitas permainan tim.

Menjelang keberangkatan ke Myanmar, timnas harus kehilangan kiper Awan Setho karena mengalami cedera. Sebagai gantinya, Anda memanggil kiper Rully Desrian yang sebelumnya sudah tercoret dari skuat.

Saya bisa pastikan bahwa 23 pemain yang saya bahwa ini adalah para pemain terbaik, termasuk kiper Rully Desrian. Mereka siap dalam empat aspek yang menjadi standar untuk masuk tim ini. Jujur, saya cukup berat memberi tahu anak-anak yang tidak bisa ikut ke Piala Asia. Karena, kami menjalani latihan bersama hampir setahun.

Selama masa persiapan, seperti apa sih tingkah laku pemain? Ada tidak yang bandel?

Segala sesuatunya kami atur, termasuk soal makanan. Kami melarang pemain untuk makan sambal ataupun makan sembarangan. Tapi, ada saja memang yang mencuri-curi kesempatan. Pernah ada yang memesan makanan dari restoran cepat saji dan diantarkan langsung ke kamar. Terkadang biar tidak ketahuan, mereka menaruh makanan itu di dekat tong sampah dekat kamar. Pokoknya macam-macam lah kelakuan anak-anak.

Indonesia punya target besar untuk menembus semifinal demi meraih tiket Piala Dunia U-20 di Selandia Baru. Apa pesan Anda untuk masyarakat Indonesia?

Ini bukan hanya cita-cita kami, tapi juga menjadi cita-cita kita bersama. Saya berharap semua masyarakat mendoakan perjuangan kami dan melepas kami dengan ikhlas untuk berjuang mencapai impian bersama lolos ke Piala Dunia. Ini demi kehormatan bangsa kita.

rep:satria kartika yudha ed: fernan rahadi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement